News
Pameran Produk Indonesia di Afrika Catat Kesepakatan Bisnis dan Transaksi Mencapai USD1,09 M

Jakarta (MI) – Pameran Produk Indonesia yang digelar dalam Indonesia-Africa Forum 2018 sukses mencatat transaksi sebesar USD502,27 juta. Produk-produk tersebut menyasar delegasi bisnis dari 54 negara di kawasan Afrika.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Arlinda mengatakan ada beberapa produk yang diminati pada pameran itu, antara lain produk industri strategis, manufaktur, produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
“Capaian transaksi itu bukan merupakan bagian dari kesepakatan bisnis sebesar USD586,56 juta yang diperoleh melalui penandatanganan nota kesepahaman yang dilakukan saat pembukaan IAF 2018,” ujarnya, Jumat (13/4/2018).
Artinya, secara keseluruhan, total perolehan kesepakatan bisnis dan transaksi pada Pameran Produk Indonesia mencapai USD1,09 miliar.
Dari beberapa delegasi yang hadir dalam IAF 2018, delegasi yang paling banyak melakukan transaksi bisnis pada Pameran Produk Indonesia ini berasal dari Gabon, Guinea Bisau, Senegal, Nigeria, Mauritius, Maroko, Uganda, Republic of Kongo, Republic de Guinea, Zimbabwe, Mali, Swaziland, Cote d ivore, Ethiopia, Namibia, dan Kamerun.
Pameran Produk Indonesia menempati lahan seluas 1.100 persegi dan diikuti 54 peserta dari perusahaan, asosiasi, kementerian, dan lembaga yang bergerak di bidang industri strategis, yaitu otomotif, produk farmasi, kopi, konstruksi, makanan olahan, dan produk minyak sawit.
“Hasil transaksi yang diperoleh saat pameran masih sangat berpotensi meningkat dari banyaknya tindak lanjut inquiry oleh peserta pameran,” imbuh Arlinda.
Ia berharap pameran tersebut dapat lebih mengenalkan potensi produk-produk Indonesia kepada para delegasi pemerintah dan bisnis dari 54 negara Afrika.
“Melalui Pameran Produk Indonesia ini, diharapkan dapat lebih mengenalkan produk-produk Indonesia yang berkualitas ke negara-negara di Afrika. Sehingga para pelaku usaha maupun pemerintah Indonesia-Afrika dapat mengeksplorasi peluang kerja sama antarnegara,” terang Arlinda. (AVR)