Viral

PDIP & Partai Pendukung Menang di Pilkada, Koalisi Makin Solid Dukung Jokowi di Pilpres 2019

MATAINDONESIA.ID, JAKARTA – Hasil Rekap PDIP dari Pilkada 2018 dinyatakan bahwa PDIP memenangi 97 pilkada dari total 171 daerah yang melaksanakan.

Sementara Dari 17 pemilihan gubernur (Pilgub) di Pilkada Serentak 2018, Partai Gerindra memperoleh kemenangan terkecil hasil hitung cepat KPU. Hanya 4 pasangan calon mereka yang berhasil menang.

Empat Pilgub yang dimenangkan Gerindra hanyalah Sumatera Utara, Kalimantan Timur, Maluku, dan Papua, versi hitung cepat KPU. Hanya saja untuk Papua, data yang masuk ke KPU masih sedikit di kisaran 10% dari total suara.

Minimnya kemenangan yang di peroleh Gerindra, memperlihatkan  ketidakmampuan menghantarkan satupun paslon yang diusung memenangkan Pilkada Serentak 2018 sebagai Gubernur dan Wagub sementara Demokrat dan PAN juga minim tingkat keterpilihan paslon yang diusungnya. Hal tersebut sangat jauh berbeda dengan hasil yang diperoleh PDIP dan menunjukkan Gerindra, Demokrat, PAN bahkan PKS belum mampu memunculkan kader yang berkualitas serta sesuai dengan keinginan rakyat.

Meski begitu, ini baru merupakan perhitungan sementara KPU. Namun penghitungan yang masih berjalan ini mayoritas hampir sama dengan hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei.

Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menegaskan kemenangan calon kepala daerah yang diusung pada pilkada serentak menjadi modal untuk Pilpres 2019.

Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto

“Inilah yang kita jadikan mesin politik kemenangan karena Ibu Mega telah menurunkan Jokowi sebagai (calon) presiden,” kata Hasto dalam jumpa pers di kantor DPP PDIP, Jl Pangeran Diponegoro, Jakarta Pusat, Kamis (28/6/2018).

“Bagi PDI Perjuangan, hasil pilkada harus dilihat secara utuh. Bukan hanya pemilihan 17 provinsi, tapi juga pemilihan ratusan bupati dan wali kota. Sebab, dalam sistem otonomi daerah, posisi wali kota dan bupati sangatlah strategis, karena mereka yang memegang wilayah, sementara gubernur sifatnya koordinatif,” paparnya.

keberhasilan PDIP dan parpol pengusung Jokowi dalam menempatkan paslonnya sebagai gubernur dan wagub sebagai bukti asumsi PDIP kalah di Pilkada Serentak 2018 dan posisi Presiden Jokowi dalam keadaan bahaya di Pilpres 2019 tidak sesuai dengan fakta yang ada.

realita dan fakta hasil di Pilkada 2018, para calon yang menang menunjukkan dukungan kepada Jokowi. Meski, banyak calon yang diusungnya tak memenangkan Pilkada. Dia mencontohkan meski jagonya tak menang, calon yang memenangkan tetap bisa memberi ‘keuntungan’ ke Jokowi.

“Misalnya di Jawa barat, Pak RK (Ridwan Kamil) yang nonpartisan tapi dia mempunyai afiliasi dan kedekatan dengan Presiden dan wakilnya (Uu Ruzhanul) juga dari PPP. Begitu juga di Jateng. (Jatim) Ibu Khofifah juga langsung menyatakan bahwa dia bersedia menjadi jubir Presiden,” kata Andreas Hugo.

Dia memandang, adanya isu bahwa Pilkada 2018 berkaitan dengan Pilpres ini untuk memecah belah koalisi Jokowi. Namun, dirinya mengingatkan bahwa partai koalisi Jokowi mempunyai kepentingan yang sama.

“Kami tahu ini upaya untuk memisahkan dan memecah koalisi dan soliditas dukungan terhadap Presiden yang sudah berlangsung dan berproses selama ini. Tapi partai-partai ini mempunyai pandangan yang sama. Antara para Sekjen selalu berkomunikasi, duduk, mempersiapkan diri menghadapi kontestasi Pilpres ke depan,” ujarnya.

Tags

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Close