
MATA INDONESIA, JAKARTA – Sejumlah media massa ternama dunia seperti Reuters, Der Spiegel maupun Deutsche Welle ramai memberitakan kebijakan Pemerintah Kota Surabaya mengurangi sampah plastik dengan menjadikannya sebagai alat pembayaran ongkos bus kota.
Der Spiegel menyebut langkah itu sebagai upaya ambisius kota tersebut mencapai target bebas sampah plastik dua tahun mendatang. Surabaya ada kota pertama di Indonesia yang menerapkan skema tersebut.
Warga atau pendatang di Surabaya sekarang bisa memperoleh satu tiket bus kota dengan menukarkan 10 gelas plastik atau lima botol plastik bekas.
Hasil operasi sebuah bus kota itu dalam sehari bisa mengumpulkan 250 kilogram botol plastik atau 7,5 ton sebulan. Barang-barang itu itu kemudian dijual ke perusahaan daur ulang.
Uang hasil penjualan tersebut digunakan untuk mengoperasikan bus sehari-hari dan mendanai ruang terbuka hijau. Data pemerintah tersebut menunjukkan setiap hari warga kota tersebut menghasilkan 400 ton sampah plastik.
Indonesia diketahui merupakan salah satu penyumbang sampah plastik terbesar di dunia.
“Melalui inisiatif ini kami berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan, terutama masalah yang berhubungan dengan sampah plastik,” kata Kepala Departemen Transportasi Surabaya Irvan Wahyu Drajad.
Sebuah studi lingkungan menyebutkan pada 2015 Indonesia tercatat berada di posisi kedua penyumbang polutan plastik terbesar setelah China.(kris)