Viral
Pengamat: Yenny Wahid Jadi Pengaruh Kaum Nahdliyin
Apapun yang diputuskan keluarga itu memang menjadi penting bagi mereka kaum Nahdliyin yang masih patuh pada kiainya

MATA INDONESIA, JAKARTA-Peranan Yenny Wahid dalam tim pemenangan pasangan Jokowi-Ma’rut di Pilpres 2019 sangatlah besar terutama untuk mengaet kaum nahdliyin. Hal itu diungkapkan oleh Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Luky Sandra Amalia.
“Apapun yang diputuskan keluarga itu memang menjadi penting bagi mereka kaum Nahdliyin yang masih patuh pada kiainya,” kata Luky.
Menurutnya, ayahanda Yenny Wahid, Abdurrahman Wahid, merupakan pendiri PKB yang memiliki basis massa tidak dapat dilepaskan dari Nahdlatul Ulama, yakni organisasi massa Islam yang paling besar di Indonesia.
Dukungan keluarga Gus Dur, kata Luky, semakin memperluas basis massa dari Nahdliyin yang akan diperoleh pasangan Jokowi-Ma’ruf. Saat ini, pasangan nomor urut 01 itu telah mendapat dukungan dari PKB dan PPP yang basis pendukungnya adalah Nahdliyin.
Terkait tarik menarik keluarga Gus Dur oleh kubu pasangan capres-cawapres Jokowi – Ma’ruf dan Prabowo – Sandiaga, Luky menilai hal tersebut wajar apalagi hanya terdapat dua paslon dalam kontestasi Pilpres 2019.
“Dengan adanya deklarasi yang kemarin sudah pasti resmi suara keluarga Gus Dur bisa menarik massa Nahdliyin ke kubu Jokowi,” katanya.
Seperti diketahui, Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Mar’uf, Hasto Kristiyanto mengatakan akan menempatkan Yenny Wahid dalam posisi strategis di timses.
“Kami juga merancang beberapa program khusus, karena apapun dukungannya kami tempatkan beliau pada posisi strategis,” ujar Hasto.
Hasto belum menentukan posisi strategis yang dia singgung. Yenny sementara ini akan tetap bertugas di bawah komando Ketua TKN Erick Tohir mulai Oktober mendatang. Tim kampanye saat ini terlebih dulu fokus melakukan konsolidasi pemenangan terlebih dulu.
“Kami akan jawab berbagai persoalan setiap segmen pemilih, ada milenial, perempuan, pemuda, dan mahasiswa,” katanya.
Perempuan sebagai salah satu segmen yang disasar, lanjut Hasto, tak hanya akan fokus pada isu-isu kebutuhan pangan. Namun juga pada isu-isu yang meningkatkan kemajuan perempuan. (Tiar Munardo)