HeadlineKisah

Perempuan Ini Bebaskan Nelayan Pattingalloang dari Jeratan Rentenir

MATA INDONESIA, MAKASSAR – Di Pattingalloang, Makassar, rentenir atau punggawa sangat berkuasa dan menjerat nelayan dengan utang. Namun semenjak kehadiran Nuraeni, para punggawa tidak lagi bisa bersikap seenaknya kepada nelayan.

Nuraeni salah satu dari sedikit orang yang bernyali menghadapi para punggawa. Atas keberaniannya yang mengubah nasibnya dan para perempuan pesisir dari jerat punggawa, ia diganjar penghargaan Tobarani award.

Penghargaan itu diberikan bertepatan dengan HUT Kota Makassar ke-411 tahun 2018. Perempuan yang akrab disapa Eni ini menceritakan pengalamannya pada saat menghadapi para rentenir. “Awalnya pendekatan langsung ke nelayan, tetapi ditentang oleh para punggawa. Sampai ada yang mengancam. Lalu akhirnya saya putar pendekatan ke istri nelayan,” kata Nuraeni.

“Kita ajari baca tulis, menghitung, bagaimana mengasuh anak, dan mengelola keuangan rumah tangga. Supaya memberi penjelasan kepada suaminya,” ujar Nuraeni.

Lambat laun para nelayan sadar, bahwa ketergantungan terhadap rentenir malah menimbulkan kesengsaraan. Didukung Pertamina TBBM Makassar berupa pembangunan rumah produksi dan social care center, Nuraeni mendirikan Kelompok Wanita Nelayan (KWN) Fatimah Azzahra.

Kelompok ini memberdayakan para istri nelayan dalam mendukung ekonomi keluarga. Mereka dilatih mengubah ikan menjadi produk olahan seperti abon ikan, bandeng cabut tulang, otak-otak, sambal ikan tuna, serta kue dari bahan ikan.

Pada awal berdirinya di 2014 silam, KWN Fatimah Azzahra hanya beranggotakan segelintir istri-istri nelayan dengan omzet 1,5 juta rupiah per bulan dan produksi 35 kg abon ikan. Kini anggota kelompoknya mencapai puluhan, dengan omzet 90 juta rupiah per bulan dan produksi abon ikan hingga 500 kg.

Kalau mau membantu warga, maka kita harus lebih dulu membantu diri sendiri, begitu prinsip Nuraeni. Ketika KWN Fatimah Azzahra terus berkembang, ia aktif berkontribusi pada lingkungan. Saban bulan, KWN memberi bantuan kesehatan dan makanan gratis kepada kaum lansia. KWN juga membantu biaya pemakaman bagi warga pesisir yang meninggal dunia melalui hasil penjualan produk olahannya.

Selain Tobarani Award, sudah banyak penghargaan yang telah diterima KWN Fatimah Azzahra. Antara lain penghargaan Nobel Indonesia, She Can Awards, British Council Community Entrepreuner Challenge, PUSPA Awards, Danamon Award, GKPMB Awards, dan sebagai The Most Inspiring Women dari IWAPI Pusat.

Tidak hanya disitu saja, ibu Eni bersama Pertamina TBBM Makassar juga mendirikan Sekolah Anak Percaya Diri. Dasar pendirian sekolah ini berawal dari keprihatinannya melihat anak-anak korban kekerasan di Pattingaloang.

Sekolah non formal ini bertujuan mengembalikan rasa kepercayaan diri anak-anak. Melalui pembelajaran kebersihan diri dan lingkungan, membuat kerajinan, pengembangan bakat dan minat serta pendidikan akhlak.

“Saya berharap agar semua pihak bisa berkomitmen bersama-sama terus berkarya dan berkontribusi serta menciptakan replikasi-replikasi program ditempat lain. Karena masih banyak daerah pesisir yang perlu dikembangkan,” kata dia. (Puji Christianto)

Tags

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Close