News
Pergerakan Rupiah Semakin Optimis

MATA INDONESIA, JAKARTA – Nilai tukar rupiah semakin berjaya seiring optimisme perundingan dagang AS dan China serta pengumuman angka pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih positif. Meski hari ini 6 Februari 2019 ditutup menguat hanya 0,30 persen dari pembukaan pasar di angka Rp 13.920 per dolar AS, namun saat perdagangan berlangsung sempat menyentuh angka Rp 13.800 -an per dolar AS.
Kondisi itu terjadi pada sesi siang menjelang istirahat jam kantor. Padahal pada pembukaan pasar rupiah sempat meragukan.
Pada pembukaan rupiah menguat 0,47 persen dibandingkan penutupan pasar sebelum libur Tahun Baru Imlek pada angka Rp 13.945 per dolar AS.
Namun pada sesi perdagangan pagi sempat melemah tetapi pada pukul 10.00 WIB mulai terjadi rebound dan terus menguat hingga menjelang tengah hari.
Sekitar pukul 11.30 WIB mata uang garuda itu justru menunjukkan tajinya dan menguat hingga 67 poin atau 0,47 persen bahkan bisa terdorong ke posisi Rp 13.800 -an atau Rp 13.885 per dolar AS.
Pidato Presiden AS Donald Trump di ajang tahunan State of the Union dituding sebagai pendorong berjaya rupiah terhadap dolar AS. Isi pidatonya menunjukkan sikap Trump yang siap berdiskusi dan mencapai kesepakatan dagang dengan China, mengakhiri perang dagang yang berkobar sejak awal tahun lalu.
Selain itu rencananya bertemu Pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un di Vietnam pada 27-28 Februari juga ikut menyumbang penguatan tersebut.
Potensi damai dagang AS-China dan damai sungguhan di Semenanjung Korea membuat pelaku pasar berani mengambil risiko. Arus modal pun mengalir ke aset-aset di negara berkembang Asia, termasuk Indonesia.
Dari dalam negeri sentimen positif rupiah dibantu pengumuman data pertumbuhan ekonomi 2018 yang dinyatakan Badan Pusat Statistik (BPS) sebesar 5,17 persen atau di bawah asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 yaitu 5,4 persen. Namun pertumbuhan ekonomi tahun kemarin menjadi yang terbaik semasa kepemimpinan Jokowi.
Nasib baik rupiah itu juga disebabkan harga minyak dunia yang turun. Siang ini harga minyak jenis Brent tercatat pada posisi 61,71 dolar AS per barel, pada dua bulan terakhir masih bertahan di angka 63,63 dolar AS per barel.
Begitu juga harga minyak jenis lightsweet Texas yang berada di posisi 53,47 dolar AS per barel. Sejak Jum’at minggu lalu harganya masih di angka 55,26 dolar AS per barel.
Penurunan harga minyak mentah dunia itu diprediksi akan memperbaiki defisit neraca perdagangan dan transaksi berjalan.
Banjirnya sentimen positif membuat rupiah tidak punya pilihan selain menguat. Bahkan penguatan rupiah jauh lebih tajam dibandingkan para kompatriotnya di Asia. Hanya terpaut tipis dari Yen Jepang yang menguat sebesar 0,32 persen.