HeadlineViral

Pesawat Lion Air JT610 Rusak Tapi Dipaksa Terbang?

MATA INDONESIA, JAKARTA – Kecelakaan Boeing 737 Max 8 milik maskapai Lion Air menyisakan pertanyaan khalayak ramai. Banyak yang merasa heran mengapa pesawat brand new pabrikan AS tersebut bisa jatuh menghujam laut utara Karawang, pada Senin 29 Oktober 2018.

Pertanyaan tersebut pun ramai di sejumlah media sosial hingga WhatsApp grup. MataIndonesia.id pun mencoba mengintip akun twitter milik Boeing @BoeingAirplanes. Ratusan ribu tweets menggeruduk akun tersebut.

Ilustrasi cockpit
Ilustrasi cockpit

Namun ada yang menarik dari salah satu tweets dari akun @tahimsa yang menunjukkan beberapa spekulasi tentang penyebab jatuhnya pesawat dengan kode penerbangan JT610 tersebut. @tahimsa mengaku mendapat informasi dari grup WhatsApp-nya bahwa  pilot yang sebelumnya menggunakan pesawat tersebut mengungkapkan masalah pada pesawat JT 610.

Tetapi perusahaan tetap memaksa mengoperasikannya,” ujarnya.

Bahkan @tahimsa menyebut bahwa dari informasi yang didapatnya, pilot terlihat meminta kejelasan ketinggian 3000 kaki ke ATC, karena mereka tidak dapat mengenali berapa ketinggian setelah mereka lepas landas.

Twitter Boeing
Twitter Boeing

Pilot pesawat nahas tersebut juga meminta ATC untuk Return to Base, karena dia menemukan masalah dengan kontrol penerbangan. ATC melaporkan bahwa pilot meminta vektor untuk kembali ke Soekarno Hatta karena masalah teknis sebelum mereka kehilangan kontak. Ya, apa yang ditulis @tahimsa adalah sebuah asumsi semata, bukan sebuah kesimpulan.

Sebelumnya Direktur Utama Lion Air Edward Sirait, pun mengaku ada “masalah teknis” pada pesawat tersebut pada penerbangan sebelumnya. Namun sudah diperbaiki. “Itu diperbaiki di Denpasar (di Bali) dan kemudian diterbangkan ke Jakarta,” katanya.

Pesawat Boeing 737 Max 8 ini diketahui baru mendapatkan sertikasi layak terbang untuk Max8 sekitar Mei 2017.

Selain informasi diatas, beredar pula hasil track penerbangan JT 610 yang diunggah laman flightaware.com, sebuah laman milik perusahaan pelacakan data penerbangan di 55 negara terhadap 100 ribu pesawat terbang dari berbagai maskapai di seluruh dunia.

Capture Flight Aware
Capture Flight Aware

Laman itu mengungkapkan catatan penerbangan 737 Max8 mulai tinggal landas dari Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng sampai dengan jatuh pada bagian Flight Track Log. Saat pertama take off pesawat itu berada pada ketinggian 800 kaki terus naik stabil hingga ketinggian 2150 kaki.

Setelah itu terjadi kejanggalan karena flightaware mencatat ketinggian JT610 tidak naik turun tidak stabil. Paling tinggi pesawat mencapai 5.350 kaki. Setelah itu turun kembali lagi dalam kondisi tidak stabil. Data terakhir posisi pesawat tersebut ada pada ketinggian 2800 kaki, dengan kecepatan terakhir 383 knots. Setelah itu tidak ada catatan lagi.

Ya, informasi diatas hanyalah sebuah asumsi dan pendapat semata. Kesimpulan penyebab jatuhnya pesawat ini tentunya ada di tangan Komite Nasional Keselamatan Transportasi. (Kris)

Tags

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Close