HeadlineNews

Playing Victim, Gaya Kampanye Sandiaga Kontraproduktif

MATA INDONESIA – JAKARTA – Gaya playing victim kerap dilakukan peserta pemilihan presiden di negara mana pun belahan dunia ini. Tak terkecuali calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno yang diduga melakukan hal itu demi mendapatkan simpati dari masyarakat.

Tudingan sandiwara itu diberikan saat Sandi ditolak seorang warga Sandiaga Uno, saat berkampanye di Pasar Kota Pinang, Labuan Batu, Sumatera Utara. Seperti yang disampakan Juru bicara Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma’ruf Amin, TB Ace Hasan Syadzily yang meyakini penolakan itu sebatas sandiwara setelah dia melihat dengan seksama rekaman video penolakan itu.

Menurut pengamat politik Universitas Padjajaran, Idil Akbar, rentetan kontroversi dalam kampanye Sandi selama ini menjadi bukti bahwa pengusaha tersebut tidak menawarkan sebuah model kampanye yang substantif.

Kampanye Sandi, kata dia, tidak mendatangkan manfaat apapun kepada masyarakat, bahkan cenderung provokatif. “Seringkali di daerah, gaya yang dilakukan hanya membahas yang tidak tidak substantif seperti tempe setipis ATM. Itu menurut saya provokatif karena memunculkan diskursus yang menyulitkan masyarakat ini benar atau tidak,” ujar Idil.

Idil pun tak menampik efek publikasi dari kampanye Sandi yang nirsubstansi dan provokatif punya akibat negatif.  “Dalam konteks ini Pak Sandi harus melihat diri sendiri, artinya apakah kampanye ini sudah betul atau tidak, atau mungkin kontraproduktif dengan nilai-nilai di daerah terkait,” kata dia.

Ia pun mengibaratkan kemasan kampanye yang ditawarkan Sandi seperti datang dengan tangan kosong. Artinya, mantan Wakil Gubernur DKI itu belum menawarkan program konkret kepada masyarakat.

Terpisah, Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak menolak pihaknya disebut hanya mencari-cari kontroversi selama kampanye.

Dahnil mengklaim yang dilakukan Prabowo-Sandi selama kampanye justru mengajak berdialog. Dalam dialog itu, kata Dahnil, pihaknya turut menyampaikan komitmen dan visi yang diusung.

Dialog dilakukan tak hanya kepada para pendukung. Melainkan juga pihak yang tidak mendukung. Kata Dahnil, kasus penolakan di Pasar Kota Pinang jadi salah satu contohnya. “Jadi dialog adalah kunci,” kata Dahnil menepis isu rekayasa di Labuan Batu.

Tags

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Close