Akbar Tanjung Khawatir, Kondisi Partai Golkar Pasca Setnov Tersangka

Jakarta (MI) - Polimik ditubuh partai Golkar terus menggeliat Pasca penetapan Setyo Novanto sebagai tersangka dalam kasus e-KTP.  Akbar Tanjung Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar, melontarkan rasa kekhawatiranya,  Akbar khawatir akan kondisi Partai Golkar yang elektabilitasnya kian menurun.

Menurut Akbar, sebagai ketua umum, status tersangka Setnov tentu berpengaruh pada elektabilitas partai yang dipimpinnya pada pemilu 2019. Apalagi setelah disahkan ambang batas parlemen sebesar 4 persen di oleh DPR belum lama ini. Artinya kalau misalnya partisipasi tidak bisa mendapatkan dukungan suara di atas 4 persen, maka partai itu tidak akan berhak untuk mempunyai wakilnya di DPR," ujar Akbar di kediamannya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu 23 Juli 2017.

Akbar  yang merupakan politisi senior partai Golkar itu terus memantau elektabilitas Golkar melalui sejumlah lembaga survei.  Menurutnya  pada Mei lalu, elektabilitas partai berlambang pohon beringin itu mengalami penurunan pada angka 7,1 persen, ungkapnya.

Menurutnya saat ini, ia baru saja mendapatkan laporan bahwa elektabilitas Partai Golkar melorot tajam. Elektabilitas partai yang pernah berkuasa pada orde baru itu kini hanya sebesar 3,5 persen atau berada di bawah ambang batas parlemen. Seandainya pada Pemilu 2019 yang akan datang, berarti Golkar tidak punya wakil kami sangat  takutkan, saya takutkan betul," ucap Akbar.

Mantan Ketua Umum Partai Golkar di era Reformasi itu memandang perlu adanya langkah antisipasi. Salah satunya dengan memperbaiki organisasi dan kepemimpinan partai yang kini masih dinakhodai Setnov tersebut. Namun demikian  Akbar  tidak  menyebutkan secara jelas langkah apa saja  yang akan ditempuh melihat kondisi Partai Golkar yang terus merosot ini. Ia berharap, Partai Golkar tetap menjadi yang terdepan dan semangat untuk tetap mempertahankan Golkar sebagai satu aset nasional dalam politik," tandasnya (TGM)