Pihak Istana Klarifikasi Bahwa Berita Ulang Tahun Ahok Hoax

Jakarta - Berita bohong kembali menyerang Istana, kali ini yang menjadi korban adalah Kepala Staf Presiden Teten Masduki.

Dia diberitakan meminta maaf kepada Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok karena tidak meloloskan permohonan Ahok kepada Presiden Joko Widodo untuk merayakan ulang tahun di Rumah Lembang hari Kamis (29/6).

Permohonan maaf itu disampaikan melalui chat palsu melalui WhatsApp bernama Kepala Staf Presiden. Dalam pembicaraan itu, Teten disebut menilai situasi akan gaduh apabila mengabulkan permintaan itu.

"Itu hoax. Saya tidak punya FB dan Twitter sudah ditutup. WA itu juga palsu," ujar Teten melalui keterangan resminya, Rabu (28/6).

Mantan Gubernur DKI Jakarta berulang tahun ke-51 tahun, pada hari Kamis (29/8). Namun saat ini, Ahok sedang menjalani hukuman penjara atas perkara penistaan agama di Markas Komando (Mako) Brimob, Kelapa Dua, Depok.

Berikut adalah isi chat palsu yang mengatasnamakan Teten:

"Kepala Staf Presiden: Berdasar petunjuk serta arahan Bapak Presiden Jokowi, saya baru saja menelpon Ibu Veronica Tan ( istri Bapak BTP ) untuk menyampaikan permintaan maaf karena pemerintah tidak bisa mengabulkan permohonan - permohonan resmi para pendukung Pak BTP yang masuk ke meja kerja saya, agar pada tanggal 29 Juni besok Pak BTP bisa merayakan ulang tahun di rumah lembang atau kediaman pribadi. Jika pemerintah mengabulkan permohonan tersebut, pasti akan terjadi kegaduhan lagi. Pemerintah juga tak mau campur tangan dalam kasus hukum siapapun. Selain itu Bapak BTP sendiri meng-inginkan situasi kondusif dan tidak membahayakan pendukungnya. Saya pastikan saat ini Pak BTP dalam keadaan sehat walafiat - TenMas"

Sebetulnya ini bukanlah kali pertama isu hoax menyerang Teten, sebelumnya, ia juga menjadi korban akun Facebook palsu. Akun yang mengatasnamakan Teten Masduki ini menyinggung pertemuan Jokowi bersama tujuh orang GNPF MUI di Istana Merdeka beberapa hari lalu.

Teten juga pernah menjadi korban pemberitaan palsu saat ia disebut-sebut menjadikan tempat kerjanya, Gedung Bina Graha, menjadi tempat rapat PKI. Perkara ini sedang berproses di Kepolisian.

Tak hanya itu, Teten menyebut, Istana terutama Jokowi kerap dijadikan sasaran empuk pemberitaan palsu. Seperti yang sempat marak pemerintah dianggap antek China dan pro-PKI.

Karena itulah, masyarakat diharapkan agar lebih mawas diri dalam menerima informasi dari sosial media agar nantinya tidak menjadi korban dan termakan kabar bohong seperti ini.