Opini
Ratusan Napi di Palu dan Donggala Kabur serta Bakar Lapas
Direktur Jenderal Pemasyarakatan Sri Puguh Budi Utami terkendala untuk mencapai Palu karena terbatasnya kuota tempat duduk Hercules

MATA INDONESIA, JAKARTA – Gempa dengan magnitudo 7,4 di Palu dan Donggala merusakkan sejumlah aset vital termasuk lembaga pemasyarakatan (Lapas). Mereka ingin menyelamatkan diri dari bencana itu dan bertemu keluarga. Sementara Direktur Jenderal Pemasyarakatan Sri Puguh Budi Utami terkendala untuk mencapai Palu karena terbatasnya kuota tempat duduk Hercules.
“Saat kondisi gempa kemarin sangat memungkinkan para narapidana kabur sebab sebagian besar gedung dan tembok ambruk. Saat itu petugas yang berjaga juga mengalami kesulitan menangani keadaan karena jaringan listrik dan saluran komunikasi padam,” kata Kepala Lapas Kelas II Palu Ady Yan Ricoh
Penghuni Lapas yang disebut warga binaan saat itu mencapai 560 orang. Seperti dilansir Antara Ady memperkirakan Lebih dari separuhnya hingga kini masih dinyatakan menghilang.
Kondisi serupa juga terjadi di Donggala. Sabtu 29 September 2018 menjelang tengah malam. Ratusan warga binaan membakar lapas dan melarikan diri.
Sementara itu Direktur Jenderal Pemasyarkatatan, Sri Puguh Budi Utami hingga kini belum diketahui bisa mendarat di Palu atau tidak. Sebab sejak kedatangannya di Makassar 22.50 waktu Indonesia bagian tengah dia tidak bisa ke sana.
Saat ini jumlah pesawat hercules yang melayani penerbang ke Bandara Mutiara Palu dari Bandara Sultan Hasanuddin sangat terbatas. Pengangkutan prioritas adalah untuk tim medis dan keluarga korban gempa.(kris)