Gaya Hidup

Rayakan Pilpres 2019 dengan Nonton 7 Film Ini

Dalam kenyataannya pelaksanaan pemilu tidak semudah memilih di secarik kertas lalu dikumpulkan dan lalu dihitung. Ada proses dan cerita menarik yang bisa diangkat dalam ke dalam sebuah film

MATA INDONESIA, JAKARTA-Suka atau tidak, Indonesia saat ini memasuki euphoria pemilihan umum (Pemilu), khususnya pemilihan presiden yang bakal digelar secara serentak pada 19 April 2019.

Dalam kenyataannya pelaksanaan pemilu tidak semudah memilih di secarik kertas lalu dikumpulkan dan lalu dihitung. Ada proses dan cerita menarik yang bisa diangkat dalam ke dalam sebuah film.

Di Indonesia saat ini ada dua calon kuat yang akan bertarung memperebutkan kursi nomor satu Indonesia, pertama pasangan Calon Presdien Joko Widodo-Ma’ruf Amin dan Prabowo Subiyanto-Sandiaga Uno.

Nah, mumpung sedang hangat-hangatnya pemilu, berikut daftar judul film yang mengisahkan peliknya proses pemilihan pemimpin, baik produksi lokal maupun internasional.

Jangkauan kisahnya beragam, mulai dari persiapan calon pemimpin, proses kampanye, sampai kegalauan pemilih dalam menentukan pilihannya, yang tak jarang memunculkan tindakan-tindakan yang kotor dan tak disangka-sangka.

  1. The Ides of March

The ides of march bercerita tentang stephen meyers yang merupakan seorang manajer kampanye junior untuk mike morris, gubernur dari pennsylvania dan sekaligus kandidat presiden dari partai demokrat yang sedang berkompetisi melawan senator dari arkansas yang bernama ted pullman dalam partai demokrat.

Kampanye dari kedua belah pihak mencoba untuk menaklukkan senator north carolina yang juga orang demokrat bernama franklin thompson yang memiliki kontrol atas 356 delegasi konvensi dan hal itu sangat cukup untuk membuat kandidat lain kalah.

Ini merupakan sebuah drama politik yang menegangkan, dengan akting prima dari dua aktor Hollywood terpanas yakni George Clooney dan Ryan Gosling. Dalam film ini Ryan Gosling (Stephen Meyers), seorang staf calon presiden yang masih idealis, terseret dalam skandal politik yang dapat mengguncang seluruh kampanye. Dalam waktu singkat, Stephen masuk dalam pusaran politik kotor, dan semua yang semula ia percaya kini ia pertanyakan.

  1. Wag the dog

Dibintangi oleh raksasa Hollywood, Robert De Niro dan Dustin Hoffman, film komedi satir ini mengisahkan usaha keras seorang fixer mengatasi skandal yang sedang menimpa presiden Amerika Serikat.

Menjelang pemilu, presiden tersandung skandal perselingkuhan. Demi menjaga citranya agar bisa terpilih lagi di pemilu, seorang produser film Hollywood ditugaskan merekayasa sebuah perang melawan Albania agar perhatian media dan masyarakat teralihkan dari skandal itu

Wag the Dog bertutur tentang keberhasilan proyek rekayasa fakta-sosial yang dilakukan Conrad Brean (Robert DeNiro), spin-doctor kepresidenan AS yang berkolaborasi dengan Stanley Moss (Dustin Hoffman), seorang produser film Hollywood.

  1. Head of state

Jauh sebelum Presiden Barrack Obama duduk di Gedung Putih sebagai presiden kulit hitam pertama di AS, Chris Rock sudah lebih dulu melakukannya.

Dalam film ini, Chris Rock berperan sebagai seorang pegawai negeri rendahan di Washington DC bernama Mays Gillliam. Namun kemudian Mays berhasil mencuri perhatian publik AS ketika dia diminta oleh Ketua Partai Demokrat, Martin Geller (Dylan Baker), untuk maju sebagai presiden. Hal itu terjadi setelah calon presiden dan wakilnya terbunuh dalam kecelakaan pesawat.

Hal ini tentunya sesuatu yang berat bagi Mays Gilliam, apalagi pria ini memiliki kebiasaan untuk selalu berkata apa adanya tentang apa yang salah di negaranya itu. Hebatnya, gaya bicaranya yang blak-blakan malah menguntungkan Mays Gilliam, dan membuatnya disukai publik.

  1. Swing vote

Swing Vote memang film keluarga. Namun, film ini sejatinya mengangkat tema pemilu yang menarik untuk dibahas, yaitu wacana antigolput dan persaingan politik praktis para capres dalam mendulang suara rakyat.

Swing Vote menceritakan tentang masalah yang terjadi ketika diadakan pemilihan presiden AS di Texico, yang merupakan kota kecil di negara bagian New Mexico. Permasalahan ini bermula ketika Molly, seorang murid sekolah dasar yang belum memiliki hak untuk memilih, menyelinap ke bilik suara ketika penjaga TPS sedang lengah.

Dengan menggunakan identitas ayahnya (Bud Johnson, diperankan oleh Kevin Costner), dia mengambil surat suara dan bermaksud untuk memberikan suaranya. Tetapi pada saat dia akan memilih, petugas kebersihan di TPS tersebut tidak sengaja menyandung kabel, yang akhirnya menyebabkan mesin untuk memberikan pilihan mati seketika. Kertas suara yang terlanjur masuk ke mesin akhirnya dibiarkan begitu saja oleh Molly. Dari situlah cerita dimulai.

Ada dua hal yang menggelitik di film ini. Pertama adalah masalah mengenai satu surat suara yang dapat mempengaruhi pemilihan seluruh negara bagian. Sedangkan yang kedua yaitu mengenai tendensi si calon presiden untuk mengubah platform dan idealisme politiknya demi sebuah kedudukan.

  1. The campaign

Film The Campaign merupakan film satir komedi politik Amerika tahun 2012 yang dibintangi Will Ferrell dan Zach Galifianakis sebagai dua kandidat Carolina Utara yang berlomba untuk mendapatkan kursi di Kongres.

Film The Campaign menceritakan ketika Cam Brady (Will Ferrell), seorang anggota Kongres dan pemimpin North Carolina telah melakukan tindakan-tindakan konyol yang mencoreng kepemimpinannya. Menyikapi celah ini, saudara-saudara Motch merekrut Marty Huggins (Zach Galifianakis) sebagai saingan Bardy pada pemilu mendatang.

Marty, seorang Direktur Pusat Pariwisata, pria polos yang sederhana, berhasil mencuri perhatian berkat koneksi yang dimiliki Ayahnya, Raymond Huggins (Brian Cox), dan kehadiran Tim Wattley (Dylan McDermott), seorang manajer kampanye yang direkrut untuk merubah serta membantu Marty, seperti yang dilakukan Mitch (Jason Sudeikis) dipihak Cam.

Namun dibalik perekrutan Marty, ada rencana terselubung. Ia dan kampanyenya menjadi kendaraan politik kepentingan mereka untuk membangun pabrik besar di distrik wilayah pemilihan yang akan mengimpor tenaga kerja murah dari Cina.

  1. Primary colors

Dibintangi John Travolta dan Emma Thompson, film ini terinspirasi dari perjalanan William “Bill” Clinton dari seorang gubernur menjadi presiden AS, walaupun bukan semata-mata sebuah biografi.

Film ini mengisahkan usaha keras tim sukses Jack Stanton untuk meloloskannya ke kursi kepresidenan, termasuk meredam isu yang paling sensitif agar tidak mempengaruhi elektabilitasnya, yaitu sifatnya yang “rajin menjamah” para wanita yang bukan istrinya.

  1. Kentut

Dibintangi Deddy Mizwar, Cok Simbara, dan Ira Wibowo, film Indonesia ini secara keras menyindir tentang praktik politik di negeri kita. Dalam suasana menjelang pemilihan kepala daerah, seorang bupati tertembak dan harus menjalani operasi.

Setelah dioperasi, nyawa sang calon bupati hanya akan tertolong bila ia segera kentut. Kesempatan ini pun digunakan oleh lawan politiknya agar dengan segala cara, sedapat mungkin kentut itu tak pernah terjadi.

Film “Kentut” memberikan poin-poin yang berbau kritikan kepada elite penguasa dalam menyampaikan pemahaman kepada masyarakat mengenai politik yang seharusnya diterapkan. Dilihat dari cara berkampanye, etika seorang pemimpin, serta merambah pada domiasi laki-laki dan perempuan sampai pada bagaimana menjadi masyarakat yang cerdas memilih pemimpin. (Tiar Munardo)

 

 

Tags

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Close