News
RI-Finlandia Perkuat Investasi Industri Pulp dan Kertas

MATA INDONESIA, JAKARTA – Indonesia dan Finlandia terus menjajaki peluang kerja sama baru di wilayah ekonomi. Beberapa sektor yang berpotensi untuk dikembangkan oleh kedua negara, antara lain industri pulp dan kertas serta pembangunan pusat inovasi dan teknologi.
Industri pulp dan kertas merupakan salah satu sektor yang diprioritaskan pengembangannya sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pengembangan Industri Nasional. “Area yang berpeluang untuk kerja sama meliputi industri pulp dan kertas. Serta pembangunan science and technology park,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto usai bertemu dengan Menteri Perdagangan Luar Negeri dan Pembangunan Finlandia, Anne-Mari Virolainen di Jakarta, Senin 8 Oktober 2018.
Selama ini, Indonesia dan Finlandia juga secara rutin melaksanakan Forum Konsultasi Bilateral (FKB), Working Group on Forestry and Forest Industries, serta kerja sama dalam kerangka Energy and Environment Partnership (EEP).
Finlandia juga dikenal sebagai negara yang menguasai teknologi permesinan, kelistrikan, industri logam, transportasi, kayu dan kertas serta kimia. “Finlandia menjadi pemasok Indonesia untuk barang modal seperti mesin elektronika serta audio dan perlengkapan TV. Sedangkan, ekspor komoditas Indonesia ke Finlandia antara lain alas kaki, komponen mesin, dan produk keramik,” kata Airlangga.
“Karena itu, kami mengharapkan adanya langkah sinergi kedua belah pihak bisa melakukan transfer teknologi.”
Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), pada tahun 2018, investor Finlandia menanamkan modalnya di sektor industri kertas, barang dari kertas dan percetakan untuk dua proyek senilai 1,75 juta dolar AS. Realisasi investasi ini memberikan sumbangsih besar bagi perekonomian nasional melalui peningkatan nilai tambah dan penyerapan tenaga kerja di dalam negeri.
Indonesia diketahui memiliki keunggulan komparatif, terutama terkait bahan baku. Produktivitas tanaman di Indonesia juga jauh lebih tinggi dibandingkan negara-negara pesaing yang beriklim subtropis.
Belakangan ini, menurut Airlangga, negara-negara North America dan Scandinavia (NORSCAN) yang menjadi pemasok utama pulp dan kertas di dunia, menunjukkan kecenderungan produksi yang semakin menurun. “Saat ini telah bergeser ke Asia Tenggara terutama Indonesia serta negara-negara Amerika Latin seperti Chili, Brasil, dan Uruguay,” kata dia.
Asal tahu saja, industri pulp Indonesia menempati peringkat ke-10 dunia dan industri kertas menempati peringkat keenam dunia. Sementara di Asia, peringkat ketiga dan dan industri kertas Indonesia peringkat keempat setelah Tiongkok, Jepang dan India.
Berdasarkan kinerja ekspornya, industri kertas berhasil menduduki peringkat pertama dan industri pulp peringkat ketiga untuk ekspor produk kehutanan selama tahun 2011-2017. Kedua industri tersebut memberikan kontribusi terhadap devisa negara sebesar 5,8 miliar dolar AS pada 2017.
Yakni berasal dari kegiatan ekspor pulp sebesar 2,2 miliar dolar AS ke beberapa negara tujuan utama yaitu China, Korea, India, Bangladesh dan Jepang serta ekspor kertas sebesar 3,6 miliar dolar AS ke negara Jepang, Amerika Serikat, Malaysia, Vietnam dan China. (Rayyan Bahlamar)