Gaya HidupHeadline
Robby Tumewu, Desainer yang Lebih Dikenal Sebagai Aktor Cina

MATA INDONESIA, JAKARTA – Sinetron “Lenong Rumpi” di era 90 -an bisa dibilang telah menjadi tontonan alternatif di televisi yang saat itu dipenuhi dengan film hollywood dan sinetron keluarga seperti Keluarga Cemara dan Si Doel Anak Sekolahan.
Sinetron itulah yang membuat masyarakat mengenal Robby Tumewu sebagai aktor komedi karena program yang tayang di televisi swasta pertama di Indonesia tersebut memang penuh dengan banyolan. Sinetron itu memang dirancang dengan konsep situation comedy (sitcom) seperti di televisi-televisi Amerika Serikat saat itu.
Robby pun jadi sering berbicara dalam dialek betawi, karena dari judulnya acara tersebut memang sengaja dibuat dengan setting budaya betawi. Lenong itu pun benar-benar menjadi tontonan alternatif dan diterima masyarakat terbukti sanggup bertahan dari 1989 hingga 1993.
Bukti acara itu digemari masyarakat juga tampak ketika dua kali dibuat versi layar lebarnya pada 1991 dan 1992. Saat layar lebarnya pertama kali diputar di bioskop-bioskop Jakarta digolongkan menjadi film terlaris karena berhasil menarik 243 ribu penonton. Nama Robby pun semakin tidak bisa dipisahkan dari dunia film dan budaya betawi, meskipun sejatinya dia asli berdarah Kawanua, Sulawesi Utara.
Hasil bermain Lenong Rumpi versi sinetron dan layar lebar cukup membuat sutradara sekelas Nia Dinata dan Riri Riza yakin akan kepiawaiannya berakting di depan kamera. Jadilah Robby diajak bermain di film layar kaca kelas serius seperti Cau Bau Kan tahun 2002 dan Gie tahun 2005.
Seperti diketahui Cau Bau Kan banyak mendapat penghargaan dari sejumlah festival di luar negeri seperti Asia Pacific Film Festival ke-47, Seoul, Korea Selatan (2002) dan Peserta resmi dari Indonesia untuk penghargaan Foreign Film (Film Berbahasa Asing Terbaik) dalam Academy Award tahun 2002.
Selain itu menjadi Official Selection (Film pilihan resmi) pada 50th Sydney Film Festival tahun 2003, lalu dari International Rotterdam Film Festival serta Women in Cinema Film Festival. Sementara film Gie diganjar tiga Piala Citra pada Festival Film Indonesia tahun 20015.
Di layar lebar Robby selalu berperan sebagai orang China. Seperti Thio Boen Hiap, anggota Dewan Kong Koan di Cau Bau Kan dan peran Soe Lie Piet atau ayah Soe Hok Gie dalam film Gie.
Meski dikenal di dunia akting dan telah memerangkan puluhan judul film dan sinetron, namun tidak banyak yang mengetahui passion awal seorang Robby Tumewu sebenarnya dunia fashion.
Hal itu dibuktikan Robby bersama teman-temannya yang tergabung dalam kelompok bernama Aranea sering mengadakan fashion show di awal 1970 -an. Peragaan busana yang pertama diikuti Robby pada tahun 1973. Modalnya didapat dari menyisihkan honor membuat sketsa yang dimuat di koran dan majalah.
Debutnya itu mendapat sambutan hangat dan order pun berdatangan dan membuat Robby semakin bersemangat mendalami keahlian mendesain pakaian.
Tetapi sayang kedua orang tuanya tidak menyukai pilihan karir Robby itu. Mereka sangat menginginkan anaknya mendalami bidang perhotelan dan dia memenuhi keinginan kedua orangtuanya itu serta sempat bekerja sebagai sebagai trainee di Hyaat Hotel Ambassador pada 1974. Namun panggilan untuk menjadi desainer ternyata sangat kuat.
Pada 1976 Robby menjadi asisten perancang Henry Passage di Bandung, kota kelahirannya. Setelah mendapat pengalaman cukup, dia membuka usaha kecil-kecilan di bidang desain pakaian dengan membeli sendiri bahannya, kemudian merancang dan menjahitnya.
Demi memajukan kariernya dia pun hijarah ke Jakarta dan menjadi “murid” peracang terkenal masa itu, Prajudi. Sejak itu dia sempat mencicipi banyak event fashion show di dalam dan luar negeri.
Keterlibatan Robby dalam dunia peran bermula dari Teater Koma. Kala itu dia mendapat kepercayaan menata busana untuk pertunjukan Teater Koma pimpinan N. Riantiarno.
Lama kelamaan dia diajak bermain dalam peran tambahan. Namun latihan yang memakan waktu dua bulan lebih membuat Robby kapok.
Tetapi dia merasa dunia peran mengasikkan saat Harry ‘Bo’im’ de Fretes mengajaknya bergabung dalam Sinetron Lenong Rumpi pada tahun 1990.
Menurut presenter Rebecca Tumewu dalam akun instagramnya Robby memang tidak bisa melepaskan dua profesi yang memikat hatinya, seni rancang busana dan seni peran.
Perempuan yang lebih dikenal dengan Becky Tumewu itu mengenalnya sebagai sosok yang luar biasa dalam menjalankan dua profesinya tersebut karena dilakukan dengan totalitas yang tinggi.
“Sekarang Robby sudah pergi, semua tinggal kenangan, tapi Bi, you’ll always be in my heart, you’ll always be in so many people’s hearts. Selamat Jalan sayang, Rest In Peace, Rest In Love, Until we meet again, someday (14/01/2019) 🙏🏼❤️,” begitu cuitan Becky melalui akun instagramnya.