
MATA INDONESIA, JAKARTA – Kubu Prabowo-Sandiaga Uno tiada hentinya mengkritisi kinerja pemerintah Presiden Joko Widodo. Bahkan saking kritisnya, sebuah data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dibalas dengan kritikan asumsi tanpa data real time.
Seperti saat BPS mengumumkan bahwa daya beli masyarakat di kuartal III 2018 mengalami peningkatan jika dibandingkan periode sama pada 2017 (year on year/yoy). Sontak, prestasi kinerja Calon Presiden Petahana, Jokowi itu kembali dinyinyiri dengan meminta pemerintah stop melakukan akrobatik terhadap angka statistik.
“Akrobat angka seperti ini kan selalu diproduksi dari rezim ke rezim, yang kita temukan oleh masyarakat itu justru mereka mengalami kesulitan,” kata Koordinator Juru Bicara (Jubir) Badan Pemenangan Nasional (BPN) Dahnil Anzar Simanjuntak di Jakarta, Rabu 7 November 2018.

Dahnil menyebut bahwa informasi daya beli masyarakat sedang menurun didapat saat kunjungan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto – Sandiaga Salahuddin Uno Dahnil. Masyarakat kerap mengeluhkan harga-harga yang tidak stabil dan menurunnya pendapatan mereka.
Sementara Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno melihat bahwa melambatnya pertumbuhan ekonomi tergantung daerahnya. Ia mengaku ada yang mengeluhkan sepinya pasar, namun ada juga yang beralih ke online.
Sayangnya, kubu Prabowo tidak pernah memberikan data resmi hasil temuannya tersebut dan hanya sekedar pernyataan semata di depan publik.
