Gaya HidupNews
Jokowi Mengaku Kalah di Depan Wartawan

MATA INDONESIA, BOGOR – Presiden Jokowi yang akan mengikuti pemilihan presiden tahun depan mengaku kalah kepada kedua anaknya.
“Saya ngaku saja bisnis saya kalah dibanding anak-anak, tapi di pemerintahan saya menang,” kata Presiden Jokowi saat berbincang santai dengan wartawan di Istana Bogor, Minggu 8 Desember 2018.
Kedua anaknya yang dimaksud adalah si sulung Gibran Rakabuming Raka, anak bungsunya Kaesang Pangarep.
Gibran memulai usaha martabak yang dikenal dengan nama Markobar sejak 2014. Pada Maret 2018 dia sudah mendirikan 26 cabang di 15 kota besar Indonesia. Selain itu, Gibran juga membuka usaha catering yang diberinama Katering Chilli Pari.
Ada pun Kaesang fokus mengembangkan usaha pisang nugget, pasta buntel, dan sang javas di bawah brand Sang Pisang. Anak bungsunya lebih hebat lagi bisnisnya karena kini sudah memiliki 45 cabang di Tanah Air.
Jokowi mengakui saat bisnisnya masih seumur bisnis anaknya dia masih merintis dan sulit memperoleh modal karena tidak memiliki agunan dan belum mendapat kepercayaan dari bank. Seperti diketahui sebelum jadi pejabat pemerintah, Jokowi menjalankan bisnis furniture yang diekspor ke luar negeri.
Presiden mengaku tidak pernah menyampuri urusan bisnis anaknya, bahkan setiap masalah yang timbul harus diselesaikan sendiri oleh sang anak. Tujuannya saat bisnis itu berkembang tidak akan mudah bubar.
Gibran mengaku ayahnya telah berhasil menularkan jiwa entrepreneur kepada dia dan Kaesang. Buktinya kedua putra bisa mengekspansi usaha ke pelbagai daerah di Indonesia.
Gibran mengakui dia dan sang adik memulai usaha di usia yang relatif muda. Lebih muda dari ayahnya ketika memulai usaha. Gibran membuka usaha kuliner saat 23 tahun, sedangkan Kaesang sebelum 20 tahun.
Sejak awal merintis usaha kakak beradik itu tidak pernah menggunakan nama ayahnya, termasuk ketika Jokowi menjabat presiden. Prinsip tersebut memang ditanamkan Jokowi kepada mereka.
Menurut Presiden dalam berbisnis harus menonjolkan nama kita sendiri-sendiri sehingga kinta dikenal masyarakat. Jika suatu ketika nama ayahnya menguntungkan bisnis mereka, Gibran menganggapnya sebagai rizki.(Nefan Kristiono)