News
Saat Sri Mulyani Bicara Kesetaraan Gender di Kementeriannya

MATA INDONESIA, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani menginginkan para pejabat di kementeriannya memiliki sensitivitas gender.
“Karena norma dan konstruksi sosial saat ini dirasakan masih merugikan posisi perempuan terutama dalam hal akses, partisipasi, kontrol dan manfaat,” kata Sri Mulyani di hadapan para pejabat eselon I, II, III dan IV Kementerian Keuangan.
Sensitivitas gender artinya merekonstruksi cara berpikir terkait gender. Menurutnya kesenjangan diskriminasi itu terdiri dari empat aksesnya, partisipasinya, kontrol dan manfaat
Dia menilai akar masalahnya seringkali terdapat pada cara pikir (persepsi dan norma) umum yang berlaku di masyarakat bukan pada peraturan yang ada.
Ani begitu panggilan akrabnya tidak ingin perempuan hanya mendapat jatah menduduk karir tertentu. Dia yakin banyak perempuan Indonesia bisa mencapai suatu karir yang bebannya lebih berat dari lelaki.
Pada kesempatan tersebut Menteri Keuangan memaparkan hasil salah satu survei yang dilakukan oleh Women Career Advancement in Public Service tahun 2012. Survei itu menemukan hambatan karir perempuan di Indonesia karena cenderung pekerjaan jika jauh dari tempat tinggalnya dan lebih memilih untuk mengasuh anak.
Hal itu menurutnya menjelaskan tidak terlepas dari tekanan persepsi masyarakat secara umum yang melihat peran lelaki dan perempuan yang tidak setara.
Survei mengindikasikan bahwa perempuan karir dinilai lebih rendah dibandingkan dengan perempuan yang memiliki anak.