News
Selama 24 Tahun, Henry Telan Dua Kutukan Debut di Monaco

MATA INDONESIA, JAKARTA – 24 tahun lalu, 1994, talenta muda berbakat Thierry Henry menandatangani kontrak magang dengan manajer klub asal Prancis, AS Monaco.
Setelah penandatanganan itu, Henry resmi berseragam Monaco dan memulai debutnya sebagai pemain sepak bola profesional.
Dua Kutukan Debut Selama 24 Tahun Henry di Monaco
Tapi, semua tak berjalan semulus harapan Henry. Dalam debutnya sebagai pemain profesional, ia harus menelan kekalahan saat Monaco digilas Nice dengan skor 0-2 tahun 1994. Tentu, ini menjadi pengalaman menyakitkan Henry dalam karirnya sebagai pemain.
Setelah debut penuh kesialan itu, Henry terus berkembang menjadi pemain yang disorot di Eropa. Pada Piala Dunia 1998 saat Prancis menjadi tuan rumah sekaligus juara, Henry termasuk satu di antara generasi emas yang muncul.
Nama-nama besar seperti Zinedie Zindane, Emmanuel Petit, Patrick Viera, David Trezeguet, Fabien Barthez, Lilian Thuram yang disanjung-sanjung bersama Henry tumbuh menjadi pemain papan atas yang diincar klub-klub raksasa Eropa.
Henry mencapai puncak permainannya sebagai striker paling garang di Eropa pada saat ia berseragam Arsenal tahun 1999 hingga 2007. Ia lalu pindah ke Barcelona dan memenangkan Liga Champions, lalu hijrah ke klub AS, New York Red Bulls, dan memutuskan pensiun tahun 2014.
Kutukan Debut Terulang Kembali
Lama tak terdengar kabarnya, Henry lalu menjadi pembicaraan hangat pada Oktober 2018 ini setelah ia sepakat menjadi pelatih AS Monaco, klub yang telah membesarkannya, menggantikan Leonardo Jardim dengan kontrak sampai tahun 2021.
“Saya tak sabar bertemu pemain dan memulai kerja sama,” kata Henry saat ia resmi jadi pelatih Monaco, 13 Oktober 2018 lalu.
Ternyata ketidaksabaran Henry bertemu pemain dan memulai debut sebagai pelatih jauh dari apa yang diharapkannya. Mimpi buruk 1994 terulang kembali.
Dalam lanjutan laga Ligue 1, Monaco yang bertandang ke markas RC Strasbourg di Stade de la Meinau harus pulang dengan kepala tertunduk karena dikalahkan dengan skor 1-2, Sabtu 20 Oktober 2018.
Bagai petir di siang bolong, debut Henry sebagai pelatih ternyata sama-sama terkutuk seperti saat ia memulai debut sebagai pemain di Monaco, 1994.
Entah apa yang saat ini ada dipikiran Henry. Sepanjang karirnya, dua momen spesial harus dirayakan dengan kekalahan. Dua momen terkutuk ini pun terjadi pada klub yang sama, AS Monaco.
Bisa jadi, kekalahan Monaco saat ini karena terlalu banyak beban yang diberikan kepada Henry. Monaco jatuh ke peringkat 19 zona degradasi di pekan kesepuluh Ligue 1 Prancis.
Henry datang menangani klub yang sebenarnya sudah babak belur dalam beberapa pertandingan sebelumnya di tangan pelatih Jardim yang dipecat Monaco.
Tapi, apapun alasannya, tetap saja debut sebagai pelatih ini menyakitkan bagi Henry. Dua kali sial dalam debut, akankah ada kutukan lainnya yang sedang menanti untuk Henry? (Awan)