
MATA INDONESIA, PALU – Presiden Jokowi dikabarkan akan meninjau langsung penanganan dampak gempa dan tsunami di Kota Palu, Sulawesi Tengah. Rencananya Jokowi beserta rombongan berangkat dari Pangkalan TNI Angkatan Udara (AU) Adi Soemarmo, Solo, Jawa Tengah.
Rombongan akan berangkat dengan menggunakan pesawat Boeing 737-400 miliki TNI AU pada pukul 10.00 WIB dan diperkirakan mendarat di Bandara Mutiara Sis Aljufri, Palu pukul 13.15 WITA.
Kemudian presiden akan mengunjungi tiga lokasi yaitu direncanakan tiba di lokasi pertama pada pukul 14.15 WITA, kemudian lokasi kedua pukul 15.15 WITA dan lokasi ketiga pukul 16.15 WITA. Namun hingga saat ini lokasinya masih belum ditentukan.
“Pak Jokowi mau datang ke bandara jam 1 (13.00 WITA),” kata Menhub Budi Karya Sumadi saat meninjau Bandara SIS Al-Jufri, Palu, Minggu 30 September 2018.
Sebelumnya beberapa menteri pun sudah mengadakan rapat penanganan bencana di Palu, Sabtu kemarin, 29 September 2018.
Jokowi juga sudah menyiagakan jajarannya untuk melakukan penanganan pasca-gempa dan tsunami. Jokowi mengimbau warga di Palu dan Donggala tetap waspada.
Diketahui Kabupaten Donggala adalah titik pusat gempa M 7,4 yang terjadi pada Jumat 28 September 2018, yang kemudian memicu tsunami di Palu. “Semuanya seluruh masyarakat terutama yang di donggala dan Palu dan sekitarnya tetap tenang tetapi juga tetap waspada,” ujar dia.
Jokowi berharap bencana ini bisa segera selesai dan proses pemulihan pasca gempa bisa segera dilaksanakan. Dengan demikian, kegiatan masyarakat bisa berangsung normal. “Kita berharap ini segera bisa diselesaikan bersama-sama,” kata dia.
Menteri Sekretaris Negara Pratikno kepada Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden menjelaskan bahwa Presiden memutuskan meninjau langsung ke Provinsi Sulawesi Tengah, khususnya Kota Palu untuk mengetahui kondisi pascabencana saat ini.
“Presiden akan memberikan arahan terkait prioritas yang harus dilakukan, serta keputusan yang diperlukan terkait dengan dampak bencana di lapangan. Fokus utama saat ini adalah evakuasi korban dan juga pengiriman bantuan,” ucap Pratikno.
Selain itu, sulitnya melakukan koordinasi dalam menangani dampak gempa dan tsunami akibat terputusnya jalur komunikasi menjadi faktor lain yang membuat Kepala Negara bersegera meninjau langsung ke daerah terdampak gempa dan tsunami. (Rayyan Bahlamar)