Jakarta (MI) – Jambore Penyuluh Agama Islam se-Jawa Timur yang diadakan di perkampungan Suku Tengger di Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, pada Senin-Rabu (24/7-26/7), mengangkat tema menangkal isu radikalisme dan transnasional serta kemiskinan.
Jambore Penyuluh Agama Islam yang baru pertama digelar di Jawa Timur ini diikuti oleh lebih dari 300 penyuluh agama Islam dari 38 kabupaten dan kota se-Jawa Timur. Sejumlah tokoh yang ikut menghadiri pembukaan kegiatan ini diantaranya adalah Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Romahurmuziy, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi Jawa Timur Wayan Samsul Bachri, serta Bupati Lumajang As'at Malik.
Wakil Gubernur Jawa Timur mengatakan, yang perlu diperhatikan saat ini bagi penyuluh agama adalah bagaimana mengajak masyarakat bisa memahami agama dengan benar, melaksanakan dengan benar dan sekaligus menyadari bahwa mereka hidup di Indonesia.
"Kita tidak hidup di Timur Tengah atau negara-negara lain, tetapi hidup di Indonesia. Inilah yang perlu terus digaungkan sebagai penyuluh di tempat tugas masing-masing," kata Saifullah Yusuf. Menurutnya, bagaimana hari-hari ini kehidupan berbangsa dan bernegara sedang diramaikan dengan persoalan paham radikal.
"Di samping mengajak masyarakat memahami agama dengan benar dan melaksanakannya, serta menyadarkan bahwa mereka hidup di Indonesia, diharapkan para penyuluh juga ikut memberdayakan umat, memberdayakan masyarakat utama di bidang ekonomi," jelas Saifullah Yusuf.
Menurutnya, karena saat ini isu yang juga sedang menyeruak adalah isu tentang kesenjangan dan kemiskinan yang perlu diatasi berasama-sama, maka kegiatan ini dinilai mendukung dan sesuai kebutuhan. "Saya menyambut baik penyuluh yang juga ikut perhatian terhadap pemberdayaan masyarakat khususnya bidang perekonomian," pungkas Saifullah Yusuf. (WR/AVR)