Kapolri: Demokrasi Pasca Reformasi Jangan Semaunya, Harus Tetap Berpijak pada Pancasila

Jakarta (MI) – Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengkhawatirkan situasi demokrasi Indonesia saat ini sudah mengarah pada kebebasan tanpa batas, yang membahayakan bangsa dan negara.

"Saya melihat sudah mengarah ke liberal. Ini berbahaya karena demokrasi akan diterjemahkan boleh berbuat apa saja semaunya. Indikatornya, bagaimana kebebasan berpendapat di muka umum, kebebasan berekspresi, freedom, dibuka terlalu luas, terlalu lebar," kata Tito pada acara Simposium Nasional bertajuk "Bangkit Bergerak, Pemuda Indonesia Majukan Bangsa", di Balai Kartini, Jakarta, Senin (14/8/2017).

Tito mengatakan, arah demokrasi seperti ini perlu menjadi perhatian karena lapisan masyarakat kelas bawah masih mendominasi. Ia khawatir kelompok masyarakat ini digunakan sebagai alat untuk mengganggu jalannya pemerintahan.

"Kalau ini dibiarkan tentu akan terjadi konflik vertikal, yaitu keinginan kelas bawah yang ingin instan mencapai kesejahteraan. Sehingga siapa pun pemimpinnya akan dituntut, baru dua tahun, tiga tahun, mereka akan menyalahkan pemimpinnya," kata Tito.

Tito mengingatkan, seharusnya demokrasi pasca-reformasi tetap berpijak pada nilai-nilai Pancasila.

"Jangan sampai salah arah setelah reformasi. Pertanyaannya, apakah sistem demokrasi saat ini masih berpijak Pancasila atau bukan?" kata Tito. (AVR)