Jakarta (MI) – Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) mewacanakan penggunaan komik, aneka permainan dan berbagai cara lainnya untuk menyebarluaskan nilai-nilai Pancasila kepada berbagai elemen masyarakat Indonesia.
Selain itu, akan digunakan juga berbagai piranti teknologi hingga media sosial (medsos) juga akan lebih digencarkan agar pesan mengenai ideologi dan pondasi bangsa itu bisa lebih diterima masyarakat.
Hal itu disampaikan Anggota MPR Daryatmo Mardiyanto saat kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR, yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika, di Balai Desa Karangbener, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Rabu (23/8/2017).
Dalam kegiatan tersebut, hadir juga berbagai elemen masyarakat mulai dari pelajar, mahasiswa, kalangan pemuda, perwakilan ormas.
Daryatmo menjelaskan adanya jarak antara pemahaman ideologi beserta nilai-nilai luhur bangsa dan kondisi riil di lapangan harus dipangkas.
Caranya, lanjut dia, mendekatkan kedua hal tersebut. Agar hasilnya maksimal, upaya tersebut harus disesuaikan dengan kondisi dan level elemen masyarakat yang disasar.
Lebih lanjut, Daryatmo mencontohkan untuk anak TK atau SD bisa didekatkan dengan pembuatan buku komik yang memuat pesan tentang Pancasila, UUD 1945, NKRI hingga pemahaman dan penghargaan terhadap kebhinekaan yang menjadi kodrat bangsa Indonesia.
“Untuk generasi milenial kita sampaikan pesan lewat medsos. Prinsipnya harus bottom up tidak top down seperti dulu. Kita arahkan nanti menjadi bagian dari sistem pendidikan nasional,” tutur politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini, Rabu (23/8/2017).
MPR saat ini, terangnya, terus berkoordinasi dengan Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP PIP) untuk merumuskan formula yang paling tepat terkait hal itu.
Komunikasi dan koordinasi juga terus dilakukan dengan berbagai lembaga horizontal yang ada di Tanah Air.
“Semisal dengan kalangan parpol. Mereka kita ajak berkontribusi riil untuk merawat Pancasila, Indonesia beserta kebinekaan yang ada. Demokrasi yang diberi ruang besar harus dibarengi dengan pembangunan ideologi bangsa,” tuturnya.
Dengan melakukan upaya ini, diharapkan dapat berperan besar meredam berbagai masalah yang berpotensi memecah belah keutuhan bangsa. Semisal soal munculnya kelompok ekstrem, fundamentalisme agama, kalangan separatis dan hal-hal lain yang merongrong Indonesia.
“Prinsipnya upaya dari hulu hingga hilir. Empat pilar itu harus terus diperkuat,” ujarnya. (FC)