News
Sri Mulyani, Pemerintah Akan Selektif Impor Demi Kurangi Defisit Transaksi Berjalan

MATAINDONESIA.ID, JAKARTA – Pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat (USD) masih terus terjadi meskipun Bank Indonesia (BI) telah menaikkan suku bunga acuan sebanyak 50 basis poin menjadi 5,25 persen. Hari ini Rupiah rata-rata berada pada level Rp 14.400 per USD.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah akan selektif dalam mengimpor barang demi mengurangi defisit transaksi berjalan. Langkah ini dibutuhkan demi mengantisipasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang kian merosot.
Salah satu instrumen yang dilakukan Bank Indonesia (BI) dalam menstabilkan rupiah adalah intervensi pasar uang menggunakan cadangan devisa. Hanya saja, saat ini cadangan devisa sudah terkuras cukup banyak.
Data BI mencatat, devisa sejak awal tahun susut 6,89 persen dari US$132 miliar pada Januari menjadi US$122,9 miliar lantaran menangani depresiasi rupiah yang mencapai lebih dari 4 persen.
“Saat yang sama mulai meneliti kebutuhan impor, apakah itu memang betul betul yang dibutuhkan untuk perekonomian Indonesia dan secara selektif akan meneliti siapa yang membutuhkan apakah itu dalam bentuk bahan baku ataupun bahan modal. Dan apakah betul-betul strategis untuk menunjang kegiatan ekonomi dalam negeri,” ujar Sri Mulyani di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Selasa (3/7).
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut menambahkan, pemerintah akan terus berkoordinasi dengan Bank Indonesia dan juga Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mengambil langkah bagaimana upaya untuk memperkecil defisit transaksi berjalan