
MATA INDONESIA, JAKARTA – Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA mencatat 70,3 persen responden menilai kondisi ekonomi Indonesia berada pada kategori baik dan sedang. Jumlah itu berasal dari 53,2 persen responden yang memilih pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
Hasil sigi itu juga mencatat pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 tersebut unggul dari Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang hanya didukung 31,2 persen responden. Mayoritas pemilih menganggap di era pemerintahan Jokowi kondisi ekonomi stabil.
“Dua bulan masa kampanye, Jokowi-Ma’ruf stabil unggul di atas 20 persen terhadap Prabowo-Sandi,” ujar Peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa di Jakarta, Selasa 28 November 2018.
Dalam survei ini, sebanyak 24,7 persen responden menilai kondisi ekonomi Indonesia buruk sedangkan 5 persen lainnya mengaku tidak tahu atau tidak menjawab. Sementara responden yang belum menentukan pilihannya sebanyak 15,6 persen.
Dari responden yang menilai kondisi ekonomi Indonesia sedang dan baik, sebanyak 64,4 persen responden memilih Jokowi-Ma’ruf. “Mereka yang menilai kondisi ekonomi baik, mayoritas mendukung kembali Jokowi sebagai presiden,” kata Ardian.
Jokowi-Ma’ruf juga masih tetap unggul di basis pemilih agama minoritas yang beranggapan kondisi ekonomi buruk. Hal serupa terjadi pada pemilih di Maluku dan Papua.
Di segmen pemilih agama minoritas, Jokowi-Ma’ruf memperoleh suara sebesar 52,2 persen. Elektabilitas Prabowo-Sandiaga sebesar 43,5 persen.
Pada segmen pemilih di Maluku dan Papua, elektabilitas Jokowi-Ma’ruf sebesar 52,1 persen. Sementara, Prabowo-Sandiaga hanya memperoleh suara sebesar 21,4 persen. Sebanyak 26,5 persen responden yang belum menentukan pilihannya.
“Walaupun pemilih di segmen ini menilai ekonomi dalam kondisi buruk, Jokowi-Ma’ruf tetap menang,” kata dia.
Sebagai informasi, LSI mengadakan survei pada 10-19 November 2018 dengan melibatkan 1.200 responden di Indonesia. Survei dilakukan melalui pemilihan responden secara acak atau multistage random sampling. Tingkat kesalahan alias margin of error dalam survei ini sebesar +/- 2,9 persen. (Puji Christianto)