
MATA INDONESIA, JAKARTA – Tetesan air mata jatuh begitu saja saat Pemilik Lion Air Group, Rusdi Kirana mengunjungi para keluarga korban pesawat Lion Air JT 610 di Hotel Ibis, Cawang, Jakarta Timur, Selasa 30 Oktober 2018 sore.
Ditemani oleh Presiden Direktur Lion Air Group, Edward Sirait, hanya bisa menahan tangis ketika melihat raut sedih wajah para keluarga dan kerabat korban yang belum mendapat kepastian anggota keluarga mereka.
Tak terkecuali Edward Sirait yang hanya bisa tertunduk sedih. Pertemuan antara pimpinan Lion Air Group dengan para keluarga korban sekitar 20 menit.
Rusdi menyatakan duka cita mendalam atas peristiwa kecelakaan Lion Air JT 610 dengan rute Cengkareng-Pangkal Pinang, Senin 29 Oktober pagi kemarin. “Saya turut berduka cita. Otomatis saya rasakan kesedihan korban. Tapi saya juga sudah berusaha menangani keluarga disini dengan baik,” kata Rusdi.
Rusdi menjamin setiap hari ada 120 staf Lion Air Group yang bertugas mendampingi para keluarga. Satu keluarga korban didampingi oleh satu orang staf. Pihaknya pun segera bekerja sama dengan salah satu universitas untuk menggelar trauma healing bagi seluruh keluarga.
Selain itu, Rusdi memastikan mulai besok, Rabu 1 November 2018 manajemen Lion Air Group akan memberikan santunan sebesar Rp 5 juta per keluarga.
Ia menjelaskan, selama tinggal di hotel kebutuhan keluarga memang ditanggung. Namun, tentu tidak menutup kemungkinan ada biaya-biaya lain yang mesti dikeluarkan keluarga.
Selain itu, jika jenazah ditemukan, manajemen juga menyalurkan biaya pemakaman sebesar Rp 25 juta. “ni semua diluar klaim asuransi, klaim Jasa Raharga, dan diluar klaim asuransi kita,” kata Duta Besar Malaysia itu.
Ia berharap semua bantuan yang diberikan oleh manajemen perusahaan akan meringankan beban keluarga. Rusdi memahami insiden kecelakaan tersebut memberikan luka yang berat dan mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan.
Proses evakuasi dan pencarian bangkai pesawat yang masih berlangsung turut melelahkan bagi keluarga.”Saya memahami tapi saya mencoba melakukan yang terbaik yang bisa saya lakukan,” kata dia.
Manajemen Lion Air pun berjanji untuk secepatnya mengurus klaim asuransi bagi para korban yang wajib diberikan perusahaan. Salah satu kerabat korban, Iyal (52 tahun) mengatakan, Rusdi Kirana telah menjamin hidup keluarga korban selama masa penantian evakuasi.
Ia mengaku, pihak Lion Air telah membiayai penginapan keluarga untuk 10 hari ke depan. Kerabat Iyal yang menjadi korban Lion Air JT 610 bernama Fauzan (25 tahun). Fauzan, dikatakan Iyal, pergi ke Pangkal Pinang untuk pekerjaan. Fauzan sendiri tinggal di Jakarta dan bekerja di salah satu perusahaan konsultan.
Namun, jika dalam 10 hari ke depan korban belum ditemukan, maka waktu penginapan akan ditambah hingga keluarga mendapatkan kejelasan. Meski demikian, Iyal mengatakan tak ingin menuntut banyak kepada manajemen perusahaan.
“Kami tidak mau menuntut (materi). Masa nyawa harus dituntut dengan hal yang seperti itu,” katanya. (Rayyan Bahlamar)