Kisah
Tiga Aset Besar Negara yang Jadi Lambang Keabadian I Gusti Ngurah Rai

MATA INDONESIA, JAKARTA – Tepat 72 tahun lalu, 20 November 1946, I Gusti Ngurah Rai gugur sebagai pahlawan besar dalam pertempuran sengit yang dinamakan Puputan Margarana.
Perang besar habis-habisan di Desa Marga, Kabupaten Puputan, Bali itu terjadi antara 1.372 pasukan khusus Ciung Wanara yang dipimpin Letnan Kolonel Ngurah Rai dengan pihak penjajah Belanda yang jumlahnya lebih banyak dengan senjata super lengkap.
I Gusti Ngurah Rai beserta seluruh pasukannya gugur dan dikenang dalam sebuah kawasan makam yang dinamai Monumen Puputan Margarana di Tabanan. Ngurah Rai dianugerai gelar Pahlawan Nasional pada 9 Agutus 1975 oleh Presiden RI Soeharto.
Tak hanya itu, nama besar pahlawan Ngurah Rai juga diabadikan dalam beberapa aset negara yang hingga kini masih tetap eksis dan besar. Aset negara ini melambangkan perjuangan abadi seorang putera Bali asli yang merelakan jiwa raganya untuk tegakknya kemerdekaan Indonesia.
Berikut 3 aset besar milik negara yang menyandang nama I Gusti Ngurah Rai:
1. Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali
Nama sang pahlawan diabadikan menjadi nama bandara tebesar ketiga di Indonesia, yakni Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali. Bandara ini ramai menjadi tempat keberangkatan dan kedatangan ribuan wisatawan domestik maupun mancanegara setiap harinya yang ingin menikmati keindahan Pulau Dewata.
Bandara I Gusti Ngurah Rai memiliki 1 terminal domestik dan 1 terminal internasional. Terminal domestik kedatangan memiliki 8 gerbang dan terminal domestik kedatangan memiliki 4 pengambilan bagasi. Sementara terminal internasional keberangkatan memiliki 14 gerbang dan terminal internasional kedatangan memiliki 7 pengambilan bagasi.
2. KRI I Gusti Ngurah Rai
Semangat tempur sang pahlawan Bali diabadikan menjadi nama Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) I Gusti Ngurah Rai. Kapal tempur milik TNI AL ini termasuk satu dari beberapa kapal tercanggih dan garang di Indonesia saa ini.
Nama lainnya adalah kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) 10514. KRI I Gusti Ngurah Rai ini memiliki mode siluman atau stealth agar tidak mudah terdeteksi oleh musuh dengan kelengkapan persenjataan seperti meriam utama Oto Melara 76/62 mm super-rapid gun, rudal SSM Exocet MM40 Block 3 berjarak jangkau hingga 200 km.
KRI I Gusti Ngurah Rai-332 merupakan kapal yang mampu membawa 120 kru dengan kecepatan hingga 28 knot. Kapal PKR ini memiliki kemampuan perang antar permukaan, dengan udara, dengan bawah laut, elektronika, dan kemampuan membajak sistem persenjataan dan kendali dari kapal perang musuh. Kecanggihannya sempurna.
3. Gerbang Tol Ngurah Rai
Selain nama bandara dan nama kapal perang, I Gusti Ngurah Rai juga diabadikan namanya dalam sebuah gerbang tol, yakni Gerbang Tol Ngurah Rai yang menjadi akses keluar dan masuk Jalan Tol Bali Mandara.
Terletak di kilometer 5,8, Gerbang Tol Ngurah Rai adalah penghubung utama akses keluar menuju Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai dan Pantai Kuta. Tol ini dikelola oleh BUMN Jasa Marga.
Selain tiga aset negara tersebut, nama I Gusti Ngurah Rai sangat populer sebagai nama jalan di hampir seluruh daerah di Indonesia, setara dengan nama-nama besar seperti Jenderal Sudirman, Gatot Subroto, Gajah Mada atau Mulawarman. (Ryan)