News
TNI Kantongi Nama Dalang Pembunuhan Sadis di Papua

MATA INDONESIA, JAKARTA-Insiden pembunuhan puluhan pekerja di proyek Trans Papua, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua, mendapati titik terang mengenai siapa dalang dibalik kejadian tersebut. Egianus Kogoya disinyalir pelaku kebrutalan tersebut.
Kapendam XVII/Cendrawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi mengatakan pembunuhan puluhan pekerja pembangunan jembatan di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua, dilakukan oleh Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) pimpinan Egianus Kogoya. Bukan pertama kali dia menjadi dalang aksi teror di Papua.
Egianus merupakan aktor di balik penculikan 15 guru dan sejumlah tenaga kesehatan di Mapenduma. Mereka disandera selama 14 hari mulai 3- 17 Oktober 2018. Bahkan ada yang diperkosa.
“Iya betul, kita indentifikasi itu (Egianus Kogoya,red). Dia yang melakukan penganiayaan di Mapenduma,” katanya.
Dia mengatakan, baik Distrik Mapenduma maupun Distrik Yigi itu berdekatan, yang juga merupakan daerah terisolasi. Mereka pun telah menjadikan basis pergerakan mereka.
“Dengan adanya pembangunan jalan yang membuka isolasi tersebut, mungkin mereka merasa terusik dengan kehadiran TNI yang ada di tempat tersebut. Sehinggaingga mereka melakukan aksi-aksi (teror),” katanya.
Sebelumnya, Aidi menjelaskan, pemicu kejadian pembunuhan tersebut, karena diduga mendapati para pekerja sedang merekam dan menyaksikan Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB), yang sedang memperingati Hari Ulang Tahun Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang jatuh pada 1 Desember.
Informasi awal salah satu pemicu kejadiannya ini, pada Minggu 2 Desember 2018, saat mereka melaksanakan upacara ulang tahun yang mereka deklarasi sebagai hari kemerdekaannya.
“Katanya, kemudian ada pekerja jalan yang ikut nonton dan ikut mengambil gambar dari kejadian itu. Sehingga mereka marah, mereka membantai seluruh pekerja yang ada disana,” katanya.
Dia mengindikasikan, kegiatan tersebut tak mau terpublikasi keluar. Apalagi sampai diketahui aparat keamanan. “Sehingga dia berpikiran semua pekerja disitu membocorkan kegiatan mereka, lantas mereka bantai semuanya,” ungkap perwira Kopassus ini.