
MATA INDONESIA, JAKARTA – Penumpang pesawat Lion Air MD-82 dengan nomor penerbangan JT 538 pasti tak pernah melupakan tragedi 30 November, 14 tahun silam. Ketika itu, pesawat yang mereka tumpangi tergelincir di tengah pemakaman umum di Surakarta.
Akibat kejadian nahas itu, sebanyak 26 orang tewas dan 61 orang lainnya mengalami luka-luka. Tak terkecuali Drs.KH Yusuf Muhammad selaku Ketua Komisi VIII DPR, yang ikut menjadi korban meninggal dunia.
Diketahui, pesawat yang membawa 146 penumpang ini memiliki rute penerbangan Jakarta-Surabaya. Sejatinya JT 568 harus mendarat dengan mulus di Solo pukul 18.15 WIB. Namun burung besi itu kehilangan kontrol dan tidak dapat dihentikan.

Pilot pun tak bisa menahan laju pesawat dengan nomor register PK-LMN tersebut, dan akhirnya berhasil berhenti area di tengah kuburan. Menurut informasi, saat kejadian berlangsung hujan deras serta petir menyelimuti kota Surakarta.
Namun, berdasarkan hasil investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), penyebab kecelakaan adalah karena landasan pacu yang tergenang air atau peristiwa yang dikenal sebagai hydroplanning.
Kondisi itu membuat pesawat tergelincir dan tidak dapat dikendalikan dan mengalami overshoot/overrun (meluncur keluar landasan). Keadaan ini juga diakibatkan kesalahan pilot yang tidak mengikuti prosedur mendarat (seperti tidak mengaktifkan spoiler).