
MATA INDONESIA, JAKARTA – Pembangunan infrastruktur yang menjadi perhatian Pemerintah Jokowi-Jusuf Kalla, bukan hanya jalan dan jembatan besar, tetapi infrastruktur kecil seperti jembatan gantung. Ternyata sarana sederhana di pedesaan itu mampu menggerakkan ekonomi bahkan berubah menjadi obyek wisata.
Sepanjang 2018 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat membangun 134 jembatan, sedangkan tahun depan 166 buah. Salah satunya adalah Jembatan Gantung Sudisari I yang berlokasi di Kabupaten Magelang. Kehadiran jembatan ini sangat dirasakan manfaatnya.
Para pelajar kini tidak perlu memutar jalan sejauh 5 Km untuk berangkat ke sekolah, kini hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit. Sebelumnya, Jembatan Sudisari I merupakan jembatan lama yang terputus karena lahar dingin dari Kali Pabelan dan Kali Putih pada saat Erupsi Gunung Merapi tahun 2010 silam.
Jembatan yang memiliki panjang 60 meter dengan lebar 1,7 meter ini menghubungkan Dusun Sudimoro, Desa Adikarto dengan Dusun Mariban, Desa Progowati di Kabupaten Magelang. Selain pelajar, jembatan juga dirasakan betul manfaatnya oleh warga yang biasa menjual barang dagangan ke pasar atau hendak pergi ke ladang.
Jembatan gantung lainnya di Kabupaten Magelang adalah Jembatan Mangunsuko yang kini menjadi lokasi favorit untuk swafoto sejak diresmikan Presiden Joko Widodo pada tahun 2017.
Daya tarik itu seperti diungkap laman Kementerian PUPR bertambah karena air terjun di sisi jembatan yang mengalir dari bangunan Sabo, pengendali lahar dingin pada saat terjadi letusan gunung berapi. Jembatan itu memiliki panjang 120 meter dan menghubungkan Dusun Grogol Desa Mangunsuko dengan Dusun Tutup Desa Sumber.
Kementerian PUPR melalui Ditjen Bina Marga tidak hanya membangun jembatan yang putus tetapi memperbaiki jembatan yang sudah tidak layak seperti Jembatan Tempak di Kabupaten Magelang.
Jembatan Tempak yang baru bahkan bukan hanya lebih bagus, tetapi lebih lebar dari jembatan lama. Semula hanya selebar satu meter menjadi 2,66 meter dengan umur jembatan menjadi 50 tahun.
Menurut Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII Jawa Tengah Akhmad Cahyadi pembangunan jembatan juga melibatkan masyarakat lokal. Selain untuk pemberdayaan masyarakat, diharapkan masyarakat dapat mempunyai rasa memiliki dan menjaga kondisi jembatan yang ditargetkan rampung Desember 2018.(Nefan Kristiono)