
MATA INDONESIA, JAKARTA – Jumlah korban akibat gempa dan tsunami di Palu maupun Donggala Jum’at 28 September 2018 belum bisa dipastikan hingga saat ini. Sebab proses evakuasi jenazah terus berlangsung hingga kini.
Pada Sabtu 29 September 2018 setidaknya 400-an jenazah berhasil dievakuasi dan jumlah itu akan terus bertambah.
Gempa memang bukan kali ini saja menghantam Indonesia sebab negeri indah ini terletak di atas sedikitnya tujuh patahan lempeng bumi yang tersebar dari wilayah barat, tengah hingga timur nusantara. Beberapa gempa di antaranya bahkan mencatatkan jumlah korban yang banyak.
Banyaknya korban yang jatuh itu karena Indonesia masih tergolong negara yang tidak mengindahkan ancaman gempa dalam kehidupan sehari-hari baik akibat pergeseran lempeng bumi maupun gempa akibat letusan gunung api.
Media Jerman Deutsche Welle mengutip Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) menggolongkan dua gempa yang terjadi di Indonesia itu tergolong sangat mematikan atau mengakibatkan banyak korban. Maka agensi milik Pemerintah Amerika Serikat itu menyejajarkan Indonesia dengan negara-negara yang pernah mencatatkan korban gempa paling banyak sepanjang abad 21.
Gempa Haiti 12 Januari 2010
Mencatat korban tewas sedikitnya 320 ribu tewas, 300.000 lainya cedera akibat gempa berkekuatan 7,3 pada skala Richter. Pusat gempa hanya sekitar 25 km di barat ibukota Port au Prince. Akibat bencana itu pemerintahan di sana tidak berjalan baik akibat manajemen krisis dan bencananya sangat buruk. Hal itu mengantarkan Haiti kepada krisis kemanusiaan karena maraknya penjarahan brutal dilakukan warga yang selamat dari bencana.
Gempa Aceh 26 Desember 2004
Menghantam 14 negara hingga mengakibatkan 230.000 orang tewas. Gempa itu tercatat berkekuatan 9,1 pada skala Richter dan berpusat di sekitar 85 km barat laut Banda Aceh. Korban meninggal terbanyak dari Aceh sekitar 165 orang.
Sichuan, Cina 12 Mei 2008
Hampir 90.000 orang tewas akibat gempa yang tercatat berkekuatan 7,9 pada skala Richter itu. Korban kebanyakan tewas tertimpa bangunan yang runtuh, karena pembangunannya tidak mematuhi standar keamanan. Lebih dari lima juta warga Sichuan jadi tunawisma karena rumahnya hancur.
Kashmir, Pakistan 8 Oktober 2005
Bencana itu merenggut nyawa dari 84.000 orang. Kekuatan gempa yang mencapai 7,6 pada skala Richter itu menghantam kawasan Kashmir Pakistan di pegunungan Himalaya dan berpusat di sekitar kota Muzaffarabad.
Bam, Iran 26 Desember 2003
Gempa itu menewaskan lebih dari 40.000 orang. Sebanyak 30.000 lainnya cedera akibat gempa berkekuatan 6,6 pada skala Richter yang melanda provinsi Bam di Iran. Sekitar 70 persen kawasan kota termasuk bangunan bersejarah terbuat dari lempung juga hancur total. Kebanyakan korban tewas akibat tertimbun bangunan yang runtuh.
Fukushima, Jepang 11 Maret 2011
Gempa itu mengakibatkan 21.000 orang tewas. Selain itu lebih dari 4.000 orang dinyatakan hilang akibat tsunami yang menyusul gempa. Bencana dahsyat berkekuatan 9.0 pada skala Richter itu berpusat di timur kepulauan Honshu
Gujarat, India 26 Januari 2001
Lebih dari 20.000 tewas akibat gempa berkekuatan 7,9 pada skala Richter, yang mengguncang negara bagian Gujarat.
Kathmandu, Nepal 25 April 2015
Diperkirakan korban tewas yang diakibatkan mencapai 10.000 orang. Gempa itu berkekuatan 7.9 pada skala Richter yang berpusat 80 km di barat ibukota Kathmandu. Gempa juga memicu longsor salju (avalanche) yang menewaskan 250 warga dan puluhan pendaki gunung di Himalaya. Banyak warga dinyatakan hilang akibat bencana itu.
Yogyakarta Indonesia 26 Mei 2006
Sekitar 5.800 tewas dan 36.000 cidera akibat gempa berkekuatan 6,3 pada skala Richter tersebut. Pusat gempa ada di Samudera Hindia atau sekitar 22 kilometer tenggara Yogyakarta.