
MATA INDONESIA, JAKARTA – Kabar mengejutkan datang dari pejabat madya Federal Aviation Administration (FAA) dan sejumlah pilot yang menginvestigasi tragedi Lion Air JT610.
Mengutip Wall Street Journal, Rabu 14 November 2018, mereka menyebut Boeing diduga menyembunyikan informasi penting soal potensi bahaya dari fitur kontrol penerbangan di tipe pesawat Boeing 737 MAX 8.
Laporan itu juga mengungkap tentang automated stall-prevention system pesawat Max 8 yang bisa mendorong pesawat secara tidak terduga dan sangat kuat. Sehingga awak pesawat kehilangan kontrolnya.
Akibatnya, situasi seperti itu disebut bisa mengakibatkan pesawat menukik dengan curam atau kecelakaan. Kondisi demikian disebut tetap bisa terjadi bahkan jika pilot menerbangkan pesawat secara manual.
Padahal, fitur kontrol itu sebenarnya bertujuan untuk membantu awak pesawat terhindar dari kekeliruan mengangkat hidung pesawat terlalu tinggi.
Pasca insiden nahas bulan lalu itu, Boeing dan otoritas penerbangan Amerika Serikat (AS), FAA menerbitkan buletin keamanan untuk semua maskapai di dunia yang memakai pesawat Boeing 737 MAX 8 setelah kecelakaan Lion Air PK-LQP pada 29 Oktober 2018.
Tetapi, sejumlah pilot yang tergabung dalam Allied Pilot Association menyebut buletin itu bukan penegasan prosedur, melainkan berisi informasi baru di mana mereka tidak pernah mengetahui hal itu sebelumnya. “Mereka (Boeing) tidak memberi kami semua info yang kami butuhkan ketika kami menerbangkan pesawat,” kata juru bicara Allied Pilot Association, Captain Dennis Tajer seperti dilansir CNN.
“Buletin ini bukan penegasan kembali melainkan suatu pencerahan dan informasi baru,” kata dia.
Manual Boeing 737 MAX 8 tidak memberi tahu pilot bahwa ketika komputer pesawat mendeteksi pesawat berada dalam kondisi stall, sistem itu secara otomatis memicu respons seperti menurunkan hidung pesawat. Itu adalah informasi penting bagi pilot.
Boeing telah menanggapi laporan Wall Street Journal soal pesawat Boeing 737 MAX 8 ini. Boeing menjamin keamanan pesawatnya. “Kami telah bekerja sama dengan tim penyelidik dan semua pihak berwenang yang terlibat. Kami yakin akan keamanan dari 737 MAX. Keamanan tetap menjadi prioritas utama kami dan merupakan nilai utama bagi semua orang di Boeing,” kata Boeing.
diberitakan sebelumnya, pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610 rute Jakarta-Pangkalpinang jatuh di perairan Karawang pada Senin 29 November lalu dan menewaskan 189 orang di dalamnya.
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sudah mendapatkan beberapa temuan dari flight data recorder (FDR) pesawat tersebut. Salah satunya adalah kerusakan di sensor AOA atau angle of attack.
“AOA itu mengukur sudut pesawat terhadap aliran udara. Jadi, kalau pesawatnya seperti ini (kondisi mendatar), ini nol, tapi kalau pesawatnya naik, nah itu AOA itu berapa derajat terhadap aliran udara akan terbaca,” ucap Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono. (Puji Christianto)