
MATA INDONESIA, JOMBANG – Salah satu pengasuh Pesantren di Tambakberas, Jombang, Jawa Timur, Kiai M Irfan Sholeh mengaku geram ketika tahu namanya masuk dalam tim pemenangan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno untuk Jawa Timur. Ya, tanpa sepengetahuannya, tim pemenangan pasangan nomor urut 02 itu memasukan nama Irfan dalam struktur dewan pembina.
Parahnya lagi, nama KH M Irfan Sholeh tercantum dalam badan pemenangan Prabowo-Sandi untuk wilayah Jawa Timur. Struktur tim pemenangan itu juga dipublikasikan pada laman http://kpujatim.go.id, diterbitkan pada 22 September 2018, pukul 20.26 WIB.
“Saya kaget, kok (nama saya) masuk di situ. Dicantumkan, termaktub di situ sebagai salah satu kiai yang menjadi tim sukses Pak Prabowo,” kata Irfan Sholeh, Kamis 27 September 2018.
Merasa dicatut Mantan ketua Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang, itu meminta untuk namanya dicoret dari tim pemenangan Prabowo-Sandi.
Karena selama ini, kata Irfan, tidak ada komunikasi terkait perlibatan dirinya dalam tim pemenangan pasangan Prabowo-Sandi.
“Belum (berkomunikasi), tidak satupun. Saya menghormati wali santri, alumni. Wali santri dan alumni kan ada yang di Pak Jokowi, ada yang di Pak Prabowo. Kalau memihak salah satu, saya takut menyakiti santri saya sendiri. Jadi tolong coret nama saya di tim Prabowo,” kata Gus Irfan, sapaan akrabnya.
Sejauh ini, Kiai Irfan mengaku belum mengetahui cara menghilangkan namanya dalam daftar tim pemenangan Prabowo-Sandi. “Saya tidak tahu prosedurnya bagaimana,” kata dia.
Untuk memastikan namanya dicoret dalam daftar tim pemenangan Prabowo-Sandi wilayah Jawa Timur, Kiai Irfan Sholeh akan meminta bantuan dari Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) atau Asosiasi Pesantren NU, serta Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
“Nanti saya akan meminta petunjuk Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI), karena saya di bawahnya. Saya akan minta tolong RMI, saya juga minta tolong kepada pengurus PBNU, bagaimana biar nama saya tidak menjadi sumber masa’il (masalah),” kata Wakil Ketua Pengurus Pusat Lembaga Ta’mir Masjid Nahdlatul Ulama (LTM-NU) ini. (Rayyan Bahlamar)