HeadlineKisah

Wajib Tahu! Fakta Menarik Pasukan Berkuda Indonesia

MATA INDONESIA, JAKARTA – Generasi milenial sudah banyak yang tahu gak pasukan kavaleri TNI itu apa sih? Asal tahu saja nih, pasukan ini dikenal dengan sebutan lain yakni, pasukan berkuda.

Istilah kavaleri berasal dari bahasa latin ‘caballus’ dan bahasa Perancis ‘chevalier’ nih gaes. Yang artinya ‘kuda’.

Meski Surat Keputusan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) nomor: 5 / KSAD / Pntp / 50 tanggal 9 Februari 1950 menyebutkan bahwa organisasi ini merupakan pasukan kendaraan lapis baja atau tank, TNI AD tetap menjaga ciri khas kavaleri yakni, kuda.

Masuk dalam Detasemen Kavaleri Berkuda (Denkavkud), satuan ini berada di bawah Pusat Kesenjataan Kavaleri Komando Pembina Doktrin, Pendidikan dan Latihan (Kodiklat) TNI AD. Yang menarik, pasukan berkuda ini satu-satunya di Asia Tenggara yang menjalani tugas pokok di bidang militer dan non militer.

Jika kita mengulik sejarah, embrio pembentukan detasemen ini bermula sejak adanya kuda-kuda hasil rampasan selama perang kemerdekaan pada akhir Desember 1949 dan awal tahun 1950 di pulau Jawa. Saat itu, sebanyak 20 ekor kuda diserahkan kepada orang-orang eks Koninklijke Nederlandsch Indische Leger (KNIL) yang ahli merawat serta mendidik kuda kepada Kavaleri AD pada saat itu.

Dengan bermodalkan 20 ekor kuda, Komandan Pusat Kavaleri yaitu Letkol Kav K.G.P.H. Soerjo Soejarso saat itu mengusulkan kepada KSAD untuk membentuk 1 Eskadron Kavaleri Berkuda yang didalamnya termasuk Remonte Kuda.

Kini, Denkavkud sudah memiliki 240 ekor kuda untuk menunjang operasi dan pendidikan prajurit di Paropong, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Berbicara populasi kuda Denkavkud terdiri dari lima macam ras yaitu Crossbreed, Thoroughbred, Andalussia, Kerdil, dan Akhal-teke.

Untuk rata-rata tinggi kuda operasional kavaleri kurang lebih 147,5.54 cm, dan berat tubuh 336,38 kg. Marking di tiap kuda pun beragam seperti pada bagian wajah berupa stripe, interrupted stripe, blaze, white face, dan star. Sementara marking pada bagian kaki antara lain, crown, coronet, pastern, half pastern, dan white to knee.

Komandan Denkavkud Mayor (Kav) Solikhin mengatakan, kuda-kuda tersebut dididik layaknya seorang anggota militer. Setiap kuda diberikan pelatihan dasar yang dinamakan remonte selama sembulan bulan.

Meski pelatihan telah usai, kuda tersebut masih terus dilatih untuk mendapatkan kuda sempurna yang bisa diandalkan dalam perang sesungguhnya.

Kata Solikhin, mendidik ratusan kuda yang ada di Denkavkud tidakklah mudah. Membutuhkan latihan terus menerus serta kesabaran dari para penunggangnya.

Sementara pelatih kuda di Denkavkud, Letnan Dua Kav Gultomo mengatakan untuk mendidik kuda menjadi tenang hingga layaknya seorang anggota Denkavkud, penunggang dan kuda harus memiliki ikatan.

“Kami harus beri kasih sayang, biar ada kerja sama antara kuda dan penunggang harus dekat. Kalau perlu dikasih peringatannya kalau kuda salah, karena kuda tidak seperti benda mati,” ujar Gultomo.

Berbicara eksistensi, pasukan berkuda TNI AD pun cukup banyak dikenang sejarah militer Indonesia. Satuan Kavaleri Berkuda TNI AD ini pernah terlibat dalam operasi penumpasan pemberontakan DI/TII di Jawa Barat, G 30 S PKI di Jawa Barat, Magelang Jawa Tengah dan Jakarta.

Selain itu juga pada tahun 1959 mendapat tugas ke Jakarta dalam rangka Pengamanan Dekrit Presiden serta pengamanan Istana Negara. Untuk operasi non militer, kuda-kuda tersebut juga pernah diikutkan pelbagai perlombaan.

Bahkan Denkvakud juga melahirkan atlet-atlet berkuda berprestasi yang mampu menembus kompetisi level nasional dan internasional.

Tags

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also

Close
Close