
MATA INDONESIA, JAKARTA – Wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) kini menghantui masyarakat Indonesia. Kondisi ini terjadi di musim pancaroba seperti bulan Januari ini. Sebab intensitas hujan di bulan ini makin tinggi.
Tercatat pada akhir Desember 2018 kemarin, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) menerima laporan DBD dari 22 provinsi. Bahkan ada beberapa wilayah dikategorikan menjadi kejadian luar biasa (KLB). Seperti wilayah Kabupaten Kapuas, Provinsi Sulawesi Utara, Kota Manado, dan Kabupaten Manggarai Barat.
Untuk itu, Kemenkes meminta masyarakat perlu mengetahui penyebab penyakit DBD, mengenali tanda dan gejalanya. Sehingga mampu mencegah dan menanggulangi dengan baik.
Seperti membenahi genangan-genangan air di sekitarnya yang berpotensi menjadi sarang nyamuk Aedes aegypti. Selain itu, masyarakat diminta disiplin dalam menerapkan 3M+, yakni menutup semua tampungan air atau sumber air, menguras bak mandi, dan mendaur ulang barang bekas.
Apabila terdapat tempat dengan genangan air yang sulit untuk dibersihkan, masyarakat diminta untuk menaburkan larvasida atau obat pembunuh larva nyamuk. Cara lainnya dengan meletakkan ikan pemakan jentik di tempat semisal vas bunga yang berisikan air.
Bahkan wilayah Jakarta diklaim saat ini memasuki fase waspada demam berdarah dengue (DBD) selama bulan Januari hingga Maret 2019. Hal ini didapat dari prediksi angka insidensi kasus DBD yang dikeluarkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Tiga wilayah yang dimaksud yakni Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur, masuk dalam kategori waspada untuk bulan Januari. Sedangkan pada bulan Februari dan Maret, seluruh wilayah Jakarta masuk ke dalam kategori waspada.
Lalu bagaimana dengan perkembangan DBD per Januari 2019 ini? Merangkum dari pelbagai sumber, wabah DBD masih saja terjadi di sejumlah daerah di Indonesia. Antara lain:
1.Jatim – 56 kasus, 2 meninggal
2.Sukoharjo – 33 kasus
3.Batam – 639 kasus
4.Karimun – 16 kasus
5.Sragen – 389 kasus, 3 meninggal
6.Lampung- 60 kasus
7.Sulawesi Utara – 264 kasus
8.Sukabumi – 10 kasus
9.Manado – 4 kasus
10.Semarang – 22 kasus
11.Tulungagung – 545 kasus, 6 meninggal
12.Jakarta – 11 kasus