
MATA INDONESIA, JAKARTA – Gempa yang diakibatkan Gunung Anak Krakatau tidak akan serta merta menghasilkan tsunami di Selat Sunda jika tidak ada longsoran yang diakibatkannya. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan sedikitnya ada tiga sumber tsunami yang ada di Selat Sunda.
“Yaitu Kompleks Gunung Anak Krakatau, Zona Graben dan Zona Megathrust,” ujar Deputi Bidang Geofisika BMKG Muhamad Sadly di Jakarta.
Kompleks Anak Krakatau, menurut Sadly terdiri dari Gunung Anak Krakatau, Pulau Sertung, Pulau Rakata, dan Pulau Panjang. Gunung dan ketiga pulau tersebut tersusun dari batuan yang retak-retak secara sistemik akibat aktivitas vulkano-tektonik.
Akibatnya, kompleks tersebut rentan mengalami runtuhan lereng batuan atau longsor ke dalam laut. Hal itu akan memicu terjadinya tsunami.
Zona Graben yang berada di sebelah Barat-Barat Daya kompleks Gunung Anak Krakatau juga merupakan zona batuan rentan runtuhan lereng batuan (longsor). Longsorannya juga akan jatuh ke Selat Sunda sehingga berpotensi memicu tsunami.
Sementara itu Zona Megathrust akan membangkitkan tsunami jika terjadi patahan naik di dasar bumi.
Atas dasar itu BMKG mengimbau masyarakat mewaspadai zona bahaya tsunami yaitu 500 meter dari bibir pantai Selat Sunda yang elevasi ketinggiannya kurang dari lima meter.
Saat ini BMKG sudah memasang beberapa alat pemantau tsunami di sejumlah titik di Selat Sunda, guna memantau aktivitas kegempaan dan fluktuasi muka air laut. Alat-alat tersebut dipasang di Pulau Sebesi, Ujung Kulon, dan Labuan.
Pulau Sebesi merupakan pulau terdekat dengan Kompleks Gunung Anak Krakatau. Pulau ini difungsikan sebagai buoy alam agar dapat memberikan rekonfirmasi lebih dini terjadi gelombang tsunami.
Dwikorita juga menambahkan, agar pemantauan aktivitas kegempaan dan fluktuasi muka air laut lebih maksimal, BMKG merekomendasikan membangun Base Transceiver Station (BTS) khusus di sekitar Gunung Anak Krakatau dan Ujung Kulon. Selain itu, juga dilakukan penambahan instrumentasi dan fasilitas untuk pemantauan muka air laut. Instrumen itu misalnya, Tide Gauge atau Sensor Water Level, Buoy, dan Radar Tsunami atau HF Radar.