News

5 Gunung Api Indonesia Ini Meletus Jelang Pergantian Tahun

MATA INDONESIA, JAKARTA – Menutup 2018 Indonesia dikagetkan dengan tsunami “sunyi” yang mereggut lebih dari 400 nyawa manusia di Banten dan Lampung. Gulungan ombak setinggi lebih dari tiga meter itu benar-benar menjadi pencabut nyawa diam-diam karena tidak didahului gempa seperti dikenal masyarakat kita selama ini.

Ternyata gerakan mematikan perairan Selat Sunda itu dipicu oleh erupsi Gunung Anak Krakatau yang memang tidak pernah berhenti “beraksi” sepanjang tahun. Sebagai wilayah di kawasan “Cincin Api Pasifik” kita tidak akan pernah terhindar dari letusan gunung api karena kita hidup di antara 121 gunung itu atau sekitar 13 persen populasi gunung api dunia.

Terbukti bukan hanya Anak Krakatau yang menggeliat di akhir 2018 ini. MataIndonesia.id akan menyajikan sedikitnya lima gunung api yang menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), berstatus siaga hingga awas di penghujung tahun ini, karena gunung dengan status itu berarti sering melakukan erupsi. Berikut kelima gunung itu.

1.Gunung Sinabung Sumatera Utara

gunungsinabung
Gunung Sinabung. (unsplash.com)

Satu-satunya gunung api yang masih berstatus awas atau level tertinggi aktivitas gunung api yang membahayakan manusia serta mahluk hidup lainnya adalah Gunung Sinabung. Penetapan status awas itu sejak 2 Juni 2015.

G. Sinabung secara administratif terdapat di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara dengan tinggi puncak 2460 meter di atas permukaan laut.

Data PVMBG 28 Desember 2018 pagi gunungapi itu menghembuskan asap kawah setinggi 250 meter, berwarna putih, dengan intensitas tipis hingga tebal. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah timur dan selatan.

Melalui rekaman seismograf tanggal 27 Desember 2018 tercatat dua kali gempa hembusan, satu kali gempa tornillo dan satu kali gempa tektonik jauh.

Direkomendasikan untuk manusia agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius tiga kilometer untuk sektor Utara -Barat, empat kilometer untuk sektor Selatan – Barat, dan dalam jarak tujuh km untuk sektor Selatan – Tenggara, maupun di dalam jarak enam kilometer untuk sektor Tenggara – Timur serta didalam jarak empat kilometer untuk sektor Utara -Timur.

Masyarakat yang bermukim di sepanjang aliran sungai yang berhulu di Gunung Sinabung agar mewaspadai potensi banjir lahar terutama pada saat terjadi hujan lebat.

2.Gunung Agung Bali

gunung-agung-meletus
Ilustrasi gunung meletus. (dok.)

Ditetapkan berstatus SIAGA pada 10 Februari 2018. Pada 30 Desember 2018 pukul 04:09 Waktu Indonesia Tengah (WITa) namun tinggi kolom letusan abu tidak teramati. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi ± 3 menit 8 detik.

Saat ini G. Agung berada pada Status Level III (Siaga) dengan rekomendasi bagi manusia dilarang melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun di Zona Perkiraan Bahaya yaitu di seluruh area di dalam radius 4 km dari Kawah Puncak Gunung Agung. Zona Perkiraan Bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan G. Agung yang paling aktual/terbaru.

Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar dingin yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak.

3.Gunung Soputan Sulawesi Utara

soputan1
Gunung Soputan erupsi. (Foto-foto: [email protected]_PN)

Ditetapkan sebagai gunung api berstatus SIAGA pada 3 Oktober 2018. Catatan PVMBG 27 Desember 2018, gunung dengan tinggi 1784 meter di atas permukaan laut itu mengalami peningkatan aktivitas vulkanik.

Menurut rekaman Volcano Observatory Notice for Aviation (Vona) atau level peringatan aktivitas gunung api untuk penerbangan terkirim kode warna RED, terbit tanggal 16 Desember 2018 pukul 05:54 WITA, karena erupsi menghasilkan ketinggian kolom abu maksimum 8809 meter di atas permukaan laut atau sekitar 7000 meter di atas puncak.

Melalui rekaman seismograf tanggal 27 Desember 2018 tercatat 21 kali gempa guguran, empat kali gempa hembusan.

Rekomendasi bagi manusia adalah dilarang beraktivitas di dalam radius empat km dari puncak gunung dan dalam wilayah sektor arah barat-baratdaya sejauh 6,5 km. Daerah terakhir adalah bukaan kawah sehingga larangan beraktivitas diperluas guna menghindari manusia dari ancaman guguran lava dan awan panas guguran.

4.Gunung Karangetang Sulawesi Utara

gunungkarangetang
Gunung Karangetang (setkab.go.id)

Dinaikkan statusnya menjadi SIAGA pada 20 Desember 2018. Catatan PVMBG terhadap gunung dengan ketinggian 2460 meter dari permukaan laut itu kembali memasuki periode erupsi sejak 25 November 2018. Berdasarkan pantauan VONA emisi abu vulkanik itu dengan ketinggian sekitar 2284 meter dari puncak kawah.

Catatan seismograf tanggal 27 Desember 2018 gunung itu melakukan 33 kali gempa hembusan, 10 kali gempa harmonik. Sedangkan 28 Desember 2018 sekitar pukujl 00:00-06:00 WITA tercatat 13 kali gempa hembusan.

Rekomendasi bagi manusia dilarang beraktivitas di dalam radius 2.5 km dari Kawah 2 (kawah utara) dan Kawah Utama (kawah Selatan) ke arah Utara-Timur-Selatan-Barat dan radius 3 km ke arah Baratlaut.

Masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai-sungai yang berhulu dari puncak G. Karangetang agar meningkatkan kesiapsiagaan dari potensi ancaman lahar hujan dan banjir bandang yang dapat mengalir hingga ke pantai.

Mereka yang tinggal di seputar gunung dianjurkan menyiapkan masker penutup hidung dan mulut, guna mengantisipasi potensi bahaya gangguan saluran pernapasan jika terjadi hujan abu.

5.Gunung Anak Krakatau

anak krakatau
Anak Krakatau. (dok.)

Aktivitas terkini gunung yang menyebabkan tsunami sunyi 22 Desember 2018 itu dicatat PVMB pada 28 Desember pukul 00.00-12.00 WIB terjadi letusan dengan tinggi asap maksimum 200-3000 meter di atas puncak kawah. Abu vulkanik bergerak ke arah timur-timurlaut.

Telah terjadi perubahan pola letusan pada 27 Desember 2018 pukul 23.00 WIB yaitu terjadinya letusan-letusan dengan onset yang tajam. Jika awalnya mengalami letusan strombolian (atau seperti air mancur) kini menjadi letusan Surtseyan (cairan lava langsung bertemu dengan air laut) akibat tinggi gunung berkurang.

Berdasarkan analisis analisis visual, sudah konfirmasi bahwa Anak Krakatau yang tingginya semula 338 meter, sekarang tingginya tinggal 110 meter. Dari Pos PGA Pasauran, posisi puncak Gunung Anak Krakatau lebih rendah di banding Pulau Sertung yang menjadi latar belakangnya. Sebagai catatan, Pulau Sertung tingginya 182 meter sedangkan Pulau Panjang 132 meter.

Saat ini letusan bersifat impulsif yang maksudnya yaitu sesaat sesudah meletus tidak nampak asap yang keluar dari kawah Gunung Anak Krakatau. Terdapat dua tipe letusan, yaitu letusan Surtseyan yang terjadi karena magma yang keluar dari kawah Gunung Anak Krakatau bersentuhan dengan air laut dan strombolian.

Dengan kondisi seperti saat ini, potensi yang paling memungkinkan adalah terjadinya letusan-letusan Surtseyan. Letusan jenis ini terjadi di permukaan air laut, meskipun bisa banyak menghasilkan abu, tapi tidak akan menjadi pemicu tsunami.

Potensi bahaya lontaran material lava pijar masih ada. Dengan jumlah volume yang tersisa tidak terlalu besar, maka potensi terjadinya tsunami relatif kecil, kecuali ada reaktivasi struktur patahan/sesar yang ada di Selat Sunda.

Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data visual maupun instrumental hingga tanggal 28 Desember 2018, tingkat aktivitas G. Anak Krakatau masih tetap Level III (Siaga). Untuk itu direkomendasikan kepada masyarakat tidak mendekati G. Krakatau dalam radius 5 km dari Kawah, menyiapkan masker untuk mengantisipasi jika terjadi hujan abu, masyarakat di wilayah pantai Provinsi Banten dan Lampung harap tenang serta jangan mempercayai isu-isu tentang erupsi G. Anak Krakatau yang akan menyebabkan tsunami, serta dapat melakukan kegiatan seperti biasa dengan senantiasa mengikuti arahan BPBD setempat. (Nefan Kristiono)

Tags

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Close