Gaya HidupNews
7 Fakta Film G-30S PKI yang Wajib Kamu Ketahui

MATA INDONESIA, JAKARTA – Film Pengkhianatan G 30 S PKI yang di era Orde Baru dulu menjadi langganan wajib untuk ditonton setiap tanggal 30 September. Namun tahukah Anda, ternyata ada sejumlah fakta mengenai film G 30 S PKI yang belum diketahui oleh mereka yang belum menonton.
Terutama generasi yang kini berusia 20 tahun ke bawah mengingat film ini pernah dihentikan penayangannya sejak tahun 2002, usai masa reformasi. Berikut fakta-fakta yang perlu diketahui.
1. Tontonan wajib
Pemerintah Orde Baru memberlakukan setiap siswa di segala lapisan, pegawai negeri sipil, perusahaan daerah untuk wajib menonton film ini setiap tanggal 30 September. Aturan itu berlaku sejak tahun 1984. Survei yang dilakukan Majalah TEMPO tahun 2002 menunjukkan, setidaknya 97 persen dari 1.101 siswa yang disurvei telah menyaksikannya dan sekitar 87 persen menontonnya lebih dari satu kali.
2. Biaya Rp 800 juta
Di era 80an, biaya pembuatan film ini sebesar Rp 800 juta dan termasuk sebagai produksi film yang menelan biaya sangat besar. Angka tersebut sangat wajar mengingat film ini berdurasi selama 3 jam 37 menit dengan mengerahkan lebih dari 10 ribu pemain.
3. Adaptasi dari buku
Pembuatan film bertemakan sejarah tak bisa main-main karena harus sesuai dengan fakta yang ada. Maka Arifin C. Noer menyadur catatan sejarah dalam buku ‘Percobaan Kudeta Gerakan 30 September di Indonesia’ yang ditulis oleh sejarawan militer Nugroho Notosutanto dan investigator Ismail Saleh.
4. Box Office dan Penghargaan
Film G30S/PKI nyatanya pernah meduduki puncak tertinggi sebagai film paling banyak ditonton yakni mencapai hampir 700 ribu penonton. Rekor tersebut belum terpecahkan hingga tahun 1995. Film yang diproduseri oleh Mantan Menteri Pendidikan di era Presiden Soeharto, Nugroho Notosutanto, juga pernah meraih penghargaan Piala Antemas untuk kategori film unggulan terlaris 1984-1985. Sementara Arifin sendiri berhasil menggondol Piala Citra untuk kategori penulis skenario terbaik.
5. Pernah Ganti Judul
Pada mulanya film ini berjudul sejarah Orde Baru. Dengan berbagai pertimbangan judul tersebut kemudian diganti menjadi pengkhianatan G30S/PKI.
6. Penuh Kekerasan dan darah
Film G 30 S PKI dipenuhi dengan kekerasan, ancaman, jeritan, tangis dan darah. Film itu dibuka dengan paparan rencana aksi DN Aidit untuk merebut kekuasaan dari tangan Soekarno. Mulai dari rapat-rapat rahasia, hingga tayangan yang memicu kemarahan umat Islam seperti pembakaran buku-buku agama dan Alquran.
Warna kekejian tampak setelah adegan ditembaknya Jenderal Ahmad Yani oleh pasukan Tjakrabirawa, hingga darah yang menetes dari tubuh Ade Irma Nasution, juga proses penyiksaan terhadap 4 pahlawan revolusi yang tertangkap hidup-hidup. Salah satu adegannya penyiletan ke wajah salah satu korbannya oleh Gerwani, sebelum dibuang ke sumur tua di Lubang Buaya.
7. Harapan Arifin C Noer
Arifin menginginkan film G30S PKI sebagai sebuah film yang mendidik dan renungan tanpa pesan kebencian bagi para penontonnya. Namun harapan Arifin tidak sepenuhnya tercapai karena ada pihak yang merasa bahwa film G30S/PKI melenceng dari sejarah dan memojokan pihak-pihak tertentu.
(Rayyan Bahlamar)