
MATA INDONESIA, JAKARTA – Memasuki H+7 pascatsunami Selat Sunda, Kementerian Sosial mengaku sudah mendirikan dapur umum di 8 titik wilayah terdampak bencana. Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan bahwa dapur umum itu tersebar di Lampung Selatan dan Banten.
Untuk wilayah Banten, kata Agus, dibuka tujuh dapur umum antara lain di wilayah Labuan, Carita, Angsana, Sumur, Cinangka dan Tanjung Lesung. Sedangkan di daerah Lampung tersebar di depan kantor Kominfo Provinsi Lampung, MTS Negeri Way Muli, dan Kampung Siaga Bencana (KSB) Kabupaten Pring Sewu.
“Dapur umum yang tersebar di 2 Lampung Selatan, 6 di Banten, Serang dan Pandeglang,” ujar Agus di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Minggu 30 Desember 2018.
Kata dia, dapur-dapur itu bisa memproduksi 6.000 porsi makanan tiap kali memasak. Personel Taruna Siaga Bencana (Tagana) yang bertugas untuk memasak di dapur tersebut. Jumlah itu tergantung dari suplai bahan pokok dari makanannya itu.
Dapur umum itu terletak di dekat tenda pengungsian. Hal itu dilakukan untuk mempermudah pengungsi mengakses. “Tenda-tenda pengungsian itu kami dekatkan dengan lokasi dapur umum. Sehingga pengungsi itu akan lebih mudah untuk mengakses dan mendapatkan makanan yang kita siapkan,” kata Agus.
Selain itu, Kemensos tak hanya membuka dapur umum. Selama masa tanggap darurat bencana, pihaknya juga bertugas memastikan barang kebutuhan dasar warga seperti makanan, minuman, tenda dan lainnya.
Hingga Sabtu siang, 29 Desember 2018, jumlah korban meninggal mencapai 431 orang. Selain korban jiwa, ada 1.527 unit rumah rusak berat, 70 unit rumah rusak sedang, 181 unit rumah rusak ringan, 78 unit penginapan dan warung rusak, 434 perahu dan kapal rusak dan beberapa kerusakan fasilitas publik.
Korban dan kerusakan material ini berasal dari lima Kabupaten yaitu Pandenglang, Serang, Lampung Selatan, Pesawaran dan Tanggamus. (Yurinta Aisyara)