Kisah

Ada Masa Kapal Selam Indonesia “Hanya Mampu Berlayar”

MATA INDONESIA, JAKARTA – Sebelum tahun 2014 kapal selam Angkatan Laut kita sering diejek hanya bisa berlayar tapi tidak bisa menyelam. Itu karena selepas Pemerintah Soekarno, tidak ada perhatian lagi kepada dunia maritim kita.

Padahal sebagai negara kepulauan Indonesia didominasi dengan lautan, sehingga sangat naif jika kita tidak memiliki kapal selam.

Berdasarkan pedoman MEF (Minimum Essential Force) dengan wilayah lautan seluas Indonesia seharusnya kita memiliki delapan hingga sepuluh unit kapal selam.

Presiden Soekarno tampaknya menyadari hal tersebut sehingga pada masa pemerintahannya Indonesia memiliki 12 kapal selam kelas Whiskey buatan Uni Soviet.

Kapal selam itu dibuat Soviet untuk menghadapi era Perang Dingin antara Blok Barat dengan pimpinan Amerika Serikat dan Blok Timur yang dipimpin Soviet.

Whiskey dibuat sekitar tahun 1952 di galangan kapal Vladivostok Rusia. Kapal-kapal itu baru masuk jajaran Angkatan Laut Indonesia pada 1962.

Kapal jenis itu, di masanya sangat ditakuti angkatan lain di seluruh dunia, termasuk Blok Barat yang terkenal dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Whiskey yang menggunakan penggerak mesin diesel itu dikabarkan sangat mumpuni melakukan pengintaian dan penyergapan kapal perang.

Saat itu Indonesia adalah negara di bagian selatan bumi yang paling banyak memiliki kapal selam canggih. Jika dipadukan dengan seluruh alat utama sistem persenjataan (alutsista) matra laut matra lainnya saat itu, Indonesia memang menjadi negara paling ditakuti di bumi bagian selatan.

Sayang sejak pergantian rezim 12 kapal tersebut termasuk sebagian besar alutsista kita tidak mendapat perhatian dari Pemerintah Soeharto. Maka satu per satu kapal-kapal tersebut terpaksa dipensiunkan. Salah satunya KRI Pasopati yang kini menjadi monumen di Surabaya.

Di era Soeharto yang terkesan lebih memperhatikan matra darat ketimbang laut, Indonesia hanya memiliki dua unit kapal selam tipe 209 untuk mengawasi lebih dari 3 juta kilometer persegi laut kita. Padahal satu kapal hanya mampu menyelam sejauh 700 kilometer tersebut.

Keduanya buatan Jerman Barat tahun 1981 dan masih bertugas hingga kini tanpa perawatan yang mumpuni, sehingga operasional mereka tidak maksimal sehingga pada masa itu sering terlontar olok-olok kapal selama itu hanya mampu berlayar tapi tak sanggup menyelam.

Kini, Presiden Jokowi mencoba mengembalikan lagi kejayaan laut kita dan bermimpi memiliki lagi 12 kapal selam canggih seperti dahulu. Jokowi pun melakukan kerja sama dengan Korea Selatan untuk membuat kapal selam canggih, sementara PT PAL pun diarahkan mampu melakukan alih teknologi dari negara ginseng tersebut. Semoga Indonesia Motto Jales Veva Jaya Mahe benar-benar terbukti. (Nefan Kristiono)

Tags

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Close