News

Ancaman ISIS Di Indonesia Semakin Nyata, Polri Diharap Berantas Sampai Sel Terkecilnya

Kelompok ISIS di Indonesia belakangan ini semakin berani melakukan serangan terornya. Bahkan saat ini, aparat kepolisian pun menjadi target serangan teror mereka.

Saat ini, diperkirakan sebanyak 1.500 lebih pasukan kelompok itu dipersiapkan untuk siap mati dengan seruan jihad. Sementara teror yang selama ini dilakukan jelas tidak mencerminkan ideologi Pancasila dan nilai-nilai kemanusiaan.

Para teroris tersebut juga tersebar di beberapa wilayah Indonesia, yang dipersiapkan untuk melakukan aksi di kota-kota besar Indonesia, seperti Jakarta, Semarang, Sumatera Utara, Banten, dan Pulau jawa. Jabodetabek pun disinyalir menjadi tempat subur untuk mereka tinggali.

Kehadiran mereka tersebut telah dibuktikqn dari sel-sel kecilnya yang saat ini sudah menunjukkan eksistensi mereka dengan melakukan berbagai macam teror.

Bahkan tak hanya Polri, TNI dan pusat perbelanjaan akan menjadi target utama kelompok yang dipimpin Bahrun Naim itu.

Karena itu pengamat teroris, Al Chaidar mengingatkan agar Polri harus berhati-hati menyusul setiap serangan teroris.

“Tiga target ini di mata mereka sebagai lambang kapitalisme. Sedangkan, TNI/Polri mereka anggap thogut atau setan,” ungkapnya.

Selain itu, masyarakat sipil juga perlu mewaspadai gerakan kelompok ini, karena mereka akan menggunakan pola dengan cara menabrakkan kendaraan di kerumunan. Hal yang sama seperti di Prancis dan Inggris.

Para pelaku terorisme diperkirakan akan semakin nekat dalam menjalankan aksinya. Hal itu terlihat dari aksi teror yang terjadi di Mapolda Sumatera Utara dan di Masjid Faletehan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, di mana pelaku nekat menggunakan pisau.

Menurutnya saat ini kelompok ISIS semakin terdesak. Boleh jadi mereka akan semakin nekat dengan melakukan serangan berbagai cara. Mengingat logistik dan keuangan mereka yang semakin menipis.

Oleh sebab itu, aparat keamanan baik Polri maupun TNI harus bersatu padu untuk memberangus jaringan ISIS.

“Mereka (aparat keamanan) harus memberangus sel terorisme sampai ke sel tidur,” jelasnya.

Polri pun menyakini bahwa Jamaah Ansharut Daulah (JAD) merupakan sel kelompok radikal di Indonesia yang mendukung ISIS. Hubungan JAD dan ISIS terjadi melalui perantara Bahrun Naim yang saat ini diduga berada di Raqqa Suriah.

Saat ini, ancaman terorisme kelompok ISIS di Indonesia bukan sekedar rekayasa atau pun informasi abal-abal.

Keberadaan ISIS di Asia Tenggara semakin nyata semenjak aksi di Marawi Filipina. Aksi tersebut boleh dikatakan sebagai salah satu faktor pendukung yang menunjukkan bahwa kekuatan sel-sel kelompok radikal yang berafiliasi dengan ISIS sudah cukup meresahkan.

Selain Marawi, ISIS juga menganggap Indonesia sebagai tempat yang paling strategis membuktikan bahwa mereka eksis.

Karena itulah, dibutuhkan juga peran serta masyarakat. Kelompok ISIS saat ini sedang memanfatkan perpecahan melalui isu SARA dan polarisasi identitas di masyarakat sebagai pintu masuk kaum radikal tersebut.

Untuk itu, masyarakat harus mengobarkan kembali semangat Bhinneka Tunggal Ika, persatuan dan kesatuan bangsa ini untuk dapat menebas dan mengusir sel-sel kelompok terorisme dari bumi NKRI.

Related Articles

Close