Headline

Ayo Optimis Hadapi Kondisi Ekonomi Seperti Presiden Erdogan

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pantang menyebut negaranya menuju krisis ekonomi.

MATA INDONESIA, ANKARA – Meskipun mata uangnya, lira, terdepresiasi terhadap dolar AS jauh lebih dalam dari rupiah, tetapi Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pantang menyebut negaranya menuju krisis ekonomi.

“Tidak ada krisis, jangan mau dibodohi oleh pernyataan itu. Semuanya adalah manipulasi. Tidak ada krisis di sini (Turki). Kita bersama sedang menghadapi masa depan dan semakin kuat setiap hari. Kami semakin kuat,” begitu pernyataan Erdogan pada acara Hari Veteran Rabu 19 September.

Seperti kita ketahui bersama, menghadapi dollar AS lira Turki saat ini terdepresiasi hingga 40 persen. Sedangkan rupiah Indonesia hanya sekitar sembilan persen.

Erdogan, seperti dikutip Hurriyet Daily, membantah negaranya sedang krisis. Menurutnya ketidakberdayaan lira menghadapi dollar AS sebagai “serangan internasional terhadap Turki.”

“Turki sekarang lebih efektif dan lebih kaya dibandingkan 20 tahun lalu,” begitu optimisme Erdogan.

Saat ini Bank Sentral Turki menaikkan suku bunga acuan menjadi 24 persen untuk memerangi inflasi.

Selain itu Erdogan menekankan keputusan presiden yang baru dikeluarkan yaitu perubahan undang-undang perlindungan lira Turki. Aturan tersebut mengharuskan mereka yang tinggal di negara itu harus mengatur perjanjian kontrak komersial berdasarkan lira.

“Mulai sekarang, sewa di Turki tidak bisa dalam dolar AS. Lira akan aktif di Turki sekarang. Kalau tidak, mereka akan membayar harganya,” kata Erdogan.

Kalau Presiden Erdogan bisa optimis kondisi ekonominya segera pulih, rakyat Indonesia seharusnya jauh lebih optimis lagi karena depresiasi rupiah kita jauh lebih rendah lira Turki.

.

“Tidak ada krisis, jangan mau dibodohi oleh pernyataan itu. Semuanya adalah manipulasi. Tidak ada krisis di sini (Turki). Kita bersama sedang menghadapi masa depan dan semakin kuat setiap hari. Kami semakin kuat,” begitu pernyataan Erdogan pada acara Hari Veteran Rabu 19 September.

Seperti kita ketahui bersama, menghadapi dollar AS lira Turki saat ini terdepresiasi hingga 40 persen. Sedangkan rupiah Indonesia hanya sekitar sembilan persen.

Erdogan, seperti dikutip Hurriyet Daily, membantah negaranya sedang krisis. Menurutnya ketidakberdayaan lira menghadapi dollar AS sebagai “serangan internasional terhadap Turki.”

“Turki sekarang lebih efektif dan lebih kaya dibandingkan 20 tahun lalu,” begitu optimisme Erdogan.

Saat ini Bank Sentral Turki menaikkan suku bunga acuan menjadi 24 persen untuk memerangi inflasi.

Selain itu Erdogan menekankan keputusan presiden yang baru dikeluarkan yaitu perubahan undang-undang perlindungan lira Turki. Aturan tersebut mengharuskan mereka yang tinggal di negara itu harus mengatur perjanjian kontrak komersial berdasarkan lira.

“Mulai sekarang, sewa di Turki tidak bisa dalam dolar AS. Lira akan aktif di Turki sekarang. Kalau tidak, mereka akan membayar harganya,” kata Erdogan.

Kalau Presiden Erdogan bisa optimis kondisi ekonominya segera pulih, rakyat Indonesia seharusnya jauh lebih optimis lagi karena depresiasi rupiah kita jauh lebih rendah lira Turki. (Kris)

Tags

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Close