News
Baca Nih, Pengakuan World Bank Soal Tudingan Ratna Sarumpaet
Bank Dunia sangat ketat dalam memberikan bantuan

MATA INDONESIA, JAKARTA – Bola panas yang digulirkan Ratna Sarumpaet terkait dugaan soal pemblokiran dana bantuan Papua Rp 23 triliun oleh pemerintah, dibantah oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Bahkan tudingan tersebut bisa dikategorikan hoax.
Menurut Kemenkeu, pihaknya tak mengatur kebijakan rekening atas nama pribadi. Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kemenkeu, Nufransa Wira Sakti pun mengaku jika pihaknya juga sudah bertanya kepada World Bank.
“World Bank mengaku tidak berhubungan dengan rekening perseorangan/pribadi. Jadi yang dinyatakan oleh Ratna Sarumpaet adalah tidak benar,” kata Nufransa di Jakarta, Rabu 19 September 2018.
Kemenkeu justru menantang balik dan meminta nasabah yang mengaku kehilangannya uangnya di salah satu bank di Indonesia senilai Rp 23,9 triliun untuk mengecek langsung ke bank yang bersangkutan.
“Bila memang ada uang pada rekening bank tersebut, silakan dicek langsung dan ditanyakan kepada bank yang bersangkutan,” ujar Nufransa.
Senada dengan Kemenkeu, Kantor Staf Presiden menilai Ratna tidak bijaksana dalam menerima dan menyerap informasi. Menurut Deputi IV KSP Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Eko Sulistyo, apa yang disampaikan oleh Ratna Sarumpaet tidak benar.
“Pernyataan yang bersangkutan justru menunjukkan bahwa kualitasnya sebagai seorang oposisi saya kira hanya berdasarkan semangat untuk antipemerintah saja,” ujar Eko.
Secara logika, Eko mengatakan transaksi keuangan yang bersumber dari donatur, sangat mudah dicek. Apalagi dana yang disebut Ratna berjumlah besar, hingga Rp 23 triliun.
Semisal, lanjut dia, disebutkan ada uang Rp 23 triliun yang masuk dari sumber-sumber donasi, itu sangat mudah saja ngeceknya. Apakah misalnya penerima itu memiliki underlying transaction. “Itu kan satu bukti awal bahwa mereka memang melakukan sebuah transaksi keuangan. Dan nilainya bukan uang kecil, Rp 23 triliun yang tentu saja kemudian memiliki satu aturan yang lebih ketat,” sebut Eko.
Apalagi, kata Eko, Ratna juga menyampaikan nasabah yang merasa uangnya diblokir itu telah meminta bantuan kepada Bank Dunia untuk melakukan pengecekan. Dikatakan Eko, Bank Dunia sangat ketat dalam memberikan bantuan.
Selama ini diketahui Bank Dunia tidak pernah memberikan bantuan, apalagi sejumlah besar ini kepada perorangan. Bank Dunia memberikan lebih kepada pemerintah. “Kalau pun ada LSM, tapi itu pun pasti tidak akan sampai Rp 1 triliun dan sebagainya, dan itu harus mengusulkan proposal dan program yang ketat, seperti pengentasan kemiskinan dan sebagainya,” ujar Eko.
Karena itu, Eko menilai data yang didapat Ratna masih sumir dan harus diteliti dengan benar. Ia pun meminta Ratna jangan asal menuding ada keterlibatan pemerintah dalam hilangnya dana di akun bank seseorang.
“Menurut saya, ini data yang masih sumir tapi kemudian dibuat oleh Ratna Sarumpaet untuk menyerang pemerintah. Itu yang saya katakan menunjukkan bahwa kapasitas Ratna Sarumpaet sangat tidak prudent (bijak) sebagai bagian dari oposisi,” ujar Eko. (Tian)