News
Bantuan untuk Korban Tsunami Selat Sunda Terus Berdatangan

MATA INDONESIA, JAKARTA – Bantuan terus berdatangan ke lokasi tsunami Selat Sunda baik di Lampung maupun Banten.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menegaskan upaya pemulihan Lampung dan Banten pasca tsunami tersebut tidak terlalu sulit karena kerusakan yang diakibatkan sedikit. Tidak seperti di Sulawesi Tengah (Sulteng) maupun Lombok, karena sebelum tsunami didahului gempa yang merusakkan bangunan.
Dia mengatakan sejumlah alat berat sudah dikerahkan dan sebagian sudah bekerja membuka dan membersihkan jalan. Pekerjaan di lapangan terus dilakukan dan akan dihentikan bilamana ada peringatan peningkatan risiko terjadinya air pasang.
Saat ini seperti dikutip Senin 24 Desember 2018, Menteri Basuki berada Posko Gabungan Penanggulangan Bencana di Labuhan, Pandeglang untuk mengawasi langsung dan mengoordinasikan penanganan tanggap darurat di wilayah itu.
Sejumlah alat berat dikerahkan dari Balai Jalan dan Balai Wilayah Sungai Kementerian PUPR serta BUMN Karya dan kontraktor. Alat-alat itu untuk sementara dikonsentrasikan di Pantai Carita dan Labuhan.
Jumlah alat berat yang dikerahkan sebanyak 7 ekskavator, 12 dump truk, dan 2 loader. Selain itu akan ada tambahan 1 unit ekskavator, 1 dozer, 1 loader, 1 grader, 2 tronton dan 4 dump truk.
Untuk peralatan air bersih dan sanitasi, Dirjen Cipta Karya Danis H. Sumadilaga telah mengirimkan sejumlah peralatan ke Lampung dan Banten.
Peralatan itu berupa enam Mobil Tangki Air (MTA) lengkap dengan penyemprot lumpur, dua mobil toilet, dua mobil sedot tinja, dan 20 Hidran Umum.
Penempatan untuk banten sementara terdiri dari empat MTA, dua mobil toilet, dan satu mobil tinja. Sedangkan untuk Lampung dikirim dua MTA dan satu mobil tinja.
Untuk mengantisipasi meningkatnya kebutuhan pengungsi kementerian itu akan menambah alat-alat yang dibutuhkan.
Sementara Polda Sumatera Selatan menurut Kapolda Irjen Pol Zulkarnain Adinegara juga sudah mengirimkan sejumlah bantuan berupa satu unit helikopter untuk melakukan proses evakuasi para korban.
Sedangkan dari Kodam Sriwijaya, menurut Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) II Kolonel Djohan Darmawan mengirimkan batuan berupa satu satuan setara kompi (SSK) dari Batalyon Infanteri 143, satu SSK Kodim Bandar Lampung, satu SSK Kodim Lampung Selatan, satu SSK Kodim Lampung Tengah, satu peleton Denbekang Lampung, serta dua peleton Brigmar-4/BS.
Sedangkan pasukan pendukung lainnya, meliputi Denbekang dan Denkes Lampung yang membantu menyalurkan bantuan dan sebagai tenaga medis, dan kesehatan lapangan.
Menurut Djohan, seluruh prajurit yang diturunkan itu membawa tenda serta selimut layak pakai untuk korban yang terkena dampak tsunami di lokasi bencana. Dua tenda serta dapur umum juga didirimkan untuk membantu para korban. Pengiriman pasukan ini merupakan tindak lanjut dari perintah langsung Pangdam II/Sriwijaya Mayor Jenderal Irwan untuk mengantisipasi kemungkinan tsunami susulan yang akan terjadi.
Sedangkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten juga terus menyalurkan bantuan pada korban tsunami di daerah ini.
Kepala Seksi Rekonstruksi dan Rehabilitasi BPBD Pandeglang, Lilis menyatakan sesuai permintaan tim di lapangan badan tersebut telah menyalurkan mie instan 30 dus, air mineral 14 dus, lauk pauk 8 dus, selimut 31 kembar, family kit 30 paket.
Bantuan lainnya berupa pakaian anak 50 potong, baju layak pakai satu karung, sarung 10 buah, beras 1 karung, matras 20 lembar dan kidsware 4 box. Menurutnya persediaan logistik bagi korban masih cukup banyak, dan segera disalurkan kalau ada permintaan.
Sementara Kementerian Sosial juga langsung menyalurkan bantuan tahap pertama untuk korban tsunami di Selat Sunda, khususnya di wilayah Pandenglang, Serang, Lampung Selatan senilai Rp 1 miliar.
Bantuan tahap pertama berupa alat pemakaman, peralatan evakuasi, hingga kebutuhan pokok untuk para korban bencana. Bantuan akan diberikan kepada Dinas Sosial Provinsi Banten dan Lampung.
Menurut Menteri Sosial Agus Gumiwang, fokus kementeriannya saat ini adalah mengaktifkan sistem penanggulangan bencana bidang perlindungan sosial seperti mengerahkan TAGANA dan relawan sosial, pemberian bantuan pemenuhan kebutuhan dasar dan pelayanan sosial lainnya, serta advokasi dan layanan dukungan psikososial.(Nefan Kristiono)