HeadlineNews

Begini Reaksi PVMBG Terhadap Analisis Erupsi Anak Krakatau dari Ahli Gunung Api AS

MATA INDONESIA, JAKARTA – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) bereaksi terhadap pernyataan vulkanolog Amerika Serikat, Jess Phoenix yang menyebut Gunung Anak Krakatau memasuki fase mematikan.

“Istilah mematikan tidak tepat. Kalau orang naik ke puncak Krakatau ya mematikan. Judulnya tinggal konteksnya apa,” ujar Sekretaris Badan Geologi Kementerian ESDM Antonius Ratdomopurbo dalam konferensi pers di Kementerian ESDM, Jl Medan Merdeka Barat, Kamis 27 Desember 2018.

Menurut Ratdomopurbo, Jess hanya menggunakan kata “mematikan” hanya untuk menarik perhatian. Dia menegaskan Anak Krakatau tidak benar dalam fase mematikan.

Jess menganalisis kondisi terkini Anak Krakatau berdasarkan foto bulan Juli 2018 hingga Desember 2018. Berdasarkan gambar-gambar itu dia menilai banyak perubahan fisik yang terjadi pada gunung tersebut terutama sebelum mengakibatkan Tsunami Selat Sunda akhir minggu lalu.

Dia menuliskan analisis beserta foto-foto penguat di laman bbc.com. Vulkanolog itu juga pendiri badan riset nirlaba Blueprint Earth, dan seorang anggota perkumpulan Royal Geographical.

Sejak 27 Desember 2018 dini hari PVMBG menaikkan status Gunung Anak Krakatau dari waspada (level II) menjadi siaga (level III), yang berlaku mulai 27 Desember 2018, pukul 06.00 WIB.

PVMBG merekomendasikan masyarakat dan wisatawan tak melakukan aktivitas di dalam radius 5 kilometer dari puncak kawah karena berbahaya terkena dampak erupsi berupa lontaran batu pijar, awan panas dan abu vulkanik pekat.

Gunung Anak Krakatau aktif kembali dan memasuki fase erupsi sejak Juli 2018. Erupsi berupa letusan-letusan strombolian, yaitu letusan yang disertai lontaran lava pijar dan aliran lava pijar yang dominan mengarah ke tenggara. Pada 22 Desember 2018, lereng barat-barat daya gunung diduga longsor (flank collapse) dan longsoran masuk ke laut. Para peniliti menilai peristiwa longsor itu yang mungkin memicu terjadinya tsunami. (Yurinta Aisyara)

Tags

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Close