Gaya Hidup

Benarkah Kemacetan Lalu-Lintas Pencetus Serangan Jantung? Ini Penjelasannya

Simposium Cardiovascular Disease Epidemiology and Prevention mengungkap sebagian orang yang pernah mengalami serangan jantung menyatakan sebelumnya terjebak dalam kemacetan lalu lintas.

MATA INDONESIA, JAKARTA – Peneliti pada Konferensi Tahunan ke-49 American Heart Association dalam simposium Cardiovascular Disease Epidemiology and Prevention mengungkap sebagian orang yang pernah mengalami serangan jantung menyatakan sebelumnya terjebak dalam kemacetan lalu lintas.

Annete Peters, Ph D dari Institute of Epidemiology, Jerman, menyatakan bahwa risiko orang sehat mengalami serangan jantung akibat terjebak macet, baik berkendara sendiri atau naik transportasi umum, bisa 3,2 kali lebih tinggi daripada kelompok orang yang memang sudah berisiko tinggi terhadap penyakit itu.

Kelompok berisiko itu bisa karena faktor usia, gaya hidup, maupun riwayat penyakit terkait masalah jantung lainnya.

Penelitian itu juga menunjukkan perempuan memiliki risiko serangan jantung akibat kemacetan lima kali lebih tinggi ketimbang laki-laki. Namun, para peneliti belum begitu yakin apa penyebabnya.

Hal yang perlu dicatat bahwa penelitian ini tidak menyatakan bahwa macet adalah penyebab dari serangan jantung. Kemacetan hanya salah satu dari sekian banyak faktor lainnya yang dapat meningkatkan risiko Anda.

 

Hubungan darah tinggi dan serangan jantung

Hingga kini belum ada penelitian yang pasti soal hubungan kemacetan lalu lintas dengan serangan jantung.

Namun, Peters menduga stres, kebisingan suara jalanan, dan polusi emisi gas buang kendaraan adalah faktor-faktor yang menyumbang kontribusi besar dalam meningkatkan risiko serangan jantung akibat kemacetan.

Saat macet, otomatis paparan polusi ini menjadi semakin banyak terhirup oleh tubuh. Tak hanya itu, karena stres pun memang membawa dampak negatif nyata pada tubuh secara keseluruhan.

 

Efek negatif polusi dan kebisingan pada kesehatan jantung

Polusi udara mengandung berbagai macam senyawa berbahaya untuk tubuh. Dikutip dari laman American Heart Association, Dr Luepker, seorang ahli epidemiologi, menyatakan bahwa efek jangka pendek akut polusi cenderung menyerang orang-orang yang sudah lanjut usia dan sudah memiliki penyakit jantung.

Misalnya, orang dengan aterosklerosis (radang pada pembuluh darah akibat plak) berisiko tinggi terkena efek polusi secara langsung. Ketika polutan masuk ke dalam tubuh dan mengiritasi paru-paru serta pembuluh darah di sekitar jantung maka hal ini bisa memicu serangan jantung.(Nefan Kristiono)

Tags

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also

Close
Close