News
Bertambah, 1.572 Korban Tewas di Gempa Sulteng
Korban meninggal dunia di Donggala mencapai 144 orang, Kota Palu 1.352 orang, Sigi 62 orang, Parigi Moutong 12 orang, dan Pasangkayu (Sulawesi Barat) satu orang.

MATA INDONESIA, JAKARTA-Korban meninggal dunia akibat gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah terus bertambah. Saat ini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat korban mencapai 1.571 orang.
Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho merinci korban meninggal dunia di Donggala mencapai 144 orang, Kota Palu 1.352 orang, Sigi 62 orang, Parigi Moutong 12 orang, dan Pasangkayu (Sulawesi Barat) satu orang.
Adapun korban yang berhasil dimakamkan berjumlah 1.551 jenazah. “Dimakamkan di penguburan massal Poboya, Pantoloan, dan pemakaman keluarga,” kata Sutopo di Kantornya, Jakarta, Jumat 5 Oktober 2018.
Ia mengatakan korban luka berat mencapai 2.549 orang dan saat ini masih dirawat di beberapa Rumah Sakit yang tersebar di beberapa titik. Sementara korban hilang mencapai 113 orang. “Korban tertimbun 152 orang,” katanya.
Hingga tadi malam, BNPB mencatat jumlah pengungsi sudah mencapai 70.821 jiwa yang tersebar di 141 titik.
Balaroa dan Petobo Tak Bisa Dihuni
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan Balaroa dan Petbo Palu, Sulteng, tak bisa lagi dibangun permukiman pascagempa.
“Harus relokasi karena memang medannya, fondasi, dan geologinya sudah tidak bisa dipakai lagi,” kata Basuki.
Basuki menyebut relokasi warga akan lebih dulu menunggu proses rehabilitasi pascagempa selama 2-3 bulan.
“Butuh perencanaan lagi tata ulangnya. Sambil menunggu itu, kita akan bangunkan barak-barak untuk rehabilitasi baru masuk tata kota,” katanya.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut wilayah yang ‘ditelan bumi’ itu mencapai 180 hektare dari total luas keseluruhan Petobo sekitar 1.040 hektare.
Ada 2.050 unit bangunan di Petobo yang rusak. Wilayah Petobo memang mengalami likuifaksi atau penggemburan lapisan tanah pasir akibat guncangan gempa berkekuatan lebih dari 6 magnitudo. Kondisi permukaan air tanah yang dangkal membuat kekuatan lapisan tanah pasir hilang seolah mencair.
Sementara itu, wilayah terdampak lainnya di Balaroa seluas 47,8 hektare dari keseluruhan 238 hektare. Jumlah bangunan yang rusak di Balaroa sebanyak 1.045 unit. Selain itu, dia menyebut wilayah Jono Oge di Kabupaten Sigi terkena dampak seluas 202 hektare. (Tiar Munardo)