BNPB Bangun 357 Huntara untuk Korban Tsunami Lampung Selatan
Senin, 14 Januari 2019
689 Less than a minute
MATA INDONESIA, JAKARTA - Presiden Jokowi segera memerintahkan Panglima TNI untuk menjaga alat-alat pendeteksi tsunami. Hal itu diungkapkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo saat bertemu Presiden dan menjadi gebrakan pertamanya dalam jabatan baru itu.
"Harus diamankan unsur TNI. Karena kalau alat ini tidak berfungsi, maka mata dan telinga masyarakat yang ada di kawasan pesisir pantai tidak mendapatkan informasi," kata Kepala BNPB Doni Munardo di Jakarta, Senin 14 Januari 2019.
BNPB, menurut Doni, akan berkoordinasi dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi untuk mendata alat deteksi tsunami yang rusak. Pemasangannya mengacu pada data pakar geologi dan vulkanik.
Kepala BNPB mengungkapkan pakar geologi dan kegempaan menjelaskan terdapat dua wilayah di Indonesia yang paling rawan terjadi tsunami jika terjadi gempa bumi akibat pergeseran lempeng ataupun peristiwa vulkanik.
Keduanya adalah pantai Selatan Pulau Jawa hingga ke Selat Sunda, dan kawasan pantai Barat Pulau Sumatera.
Presiden Jokowi juga meminta BNPB untuk memasang tanda peringatan rawan bencana alam di beberapa tempat yang rentan terjadi.
Doni menegaskan pengungkapkan itu bukan untuk menakut-nakuti masyarakat setempat. Dia ingin mereka sadar bahwa kita berada dan hidup di atas cincin api dan di atas patahan lempeng bumi yang setiap saat bisa saja terjadi gempa maupun tsunami.
Dalam rapat terbatas soal penanganan tsunami itu presiden menilai sistem peringatan dini perlu selalu dievaluasi di lapangan, dibarengi dengan pengujian dan pengorganisasian sistem tersebut agar terus dalam kondisi baik. Hal itu dimaksudkan untuk meminimalisasi timbulnya korban bencana alam.
Sedagkan untuk pendidikan kebencanaan, presiden juga meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dapat mulai memberikan edukasi kebencanaan kepada siswa sekolah dan masyarakat umum. (rompi coklat). (dok.)
MATA
INDONESIA, JAKARTA-Ratusan hunian sementara (huntara) akan
dibangun oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bagi korban tsunami
Selat Sunda di Kabupaten Lampung Selatan. Ada beberapa daerah yang dibangun
untuk menampung pengungsi.
Sampai saat ini, jumlah
pengungsi di Lampung Selatan sebanyak 5.196 jiwa. Sementara itu, korban
meninggal dunia akibat tsunami di Lampung Selatan berjumlah 119 orang.
Kepala BNPB Letjen Doni
Monardo melakukan peletakan batu pertama pembangunan huntara di Desa Kunjir,
Lampung Salatan, pada Minggu 13 Januari 2019. Huntara yang dibangun yang akan
dibangun punya kapasitas berbeda-beda.
Huntara di lahan eks
Hotel 56 di Kecamatan Kalianda sebanyak 119 unit kamar, Wisma Atlet ada 17
kamar, gedung PPK 14 kamar. Site Plan Kunjir sebanyak 70 huntara, Site Plan Way
Muli 97 huntara.
Ada juga bantuan Hantura
dari Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) sebanyak 20 unit. Lalu, Kodim
0421/Lampung Selatan sebanyak 20 unit. Sehingga total ada 357 huntara yang akan
dibangun.
“Bantuan dari NU,
Muhammadiyah, dan Kodim masih bisa bertambah sesuai dengan kesiapan lahan untuk
hantura,” katanya.