Cuitan

Cukupkah Edukasi Seks Menjaga ‘Kesucian’ Wanita di Era Milenial Saat Ini?

MATA INDONESIAJauhkan selangkangan dari anak-anak, toh mereka juga akan tahu sendiri. – Itu omongan orang tua pemalas dari dulu hingga masa kini,.

Jika berbicara mengenai edukasi seks, tak jarang orang tua malas dan sedikit jijik untuk menjelaskan kepada anaknya mengenai organ vital yang kerap kali mereka tanyakan.

Dimulai dari bagaimana bayi berada di perut ibu, hingga mengganti nama organ vital seperti penis menjadi nama-nama lain yang sampai sekarang masih menjadi misteri penamaan organ vital.

Maka tak heran jika anak muda zaman sekarang lebih takut menghamili atau hamil, daripada tertular penyakit menular seksual (selanjutnya disebut PMS), dan tentu saja balita, perempuan dan laki-laki tidak luput dari pelecehan seksual.

Hal ini disebabkan minimnya edukasi seks yang diberikan oleh orang tua, sekolah, lingkungan dan penyuluhan dari pemerintah yang seringkali menganggap seks adalah hal tabu yang tidak dapat diberikan oleh anak-anak dengan usia sedini mungkin.

Justru jika berbicara mengenai edukasi seks, edukasi ini harus diberikan kepada anak sedini mungkin. Orang tua dapat menjelaskan proses kehamilan kepada anaknya tanpa harus malu atau khawatir anaknya akan berfantasi yang aneh-aneh, atau bahkan menjelaskan fungsi dari organ vital dan siapa saja yang boleh menyentuhnya untuk mencegah pelecehan seksual pada anak di bawah umur. 

Seiring berjalannya waktu, pertanyaan sang anak akan makin bervariasi dan sudah menjadi tugas dari orang tua untuk menjelaskan dengan sebijak mungkin.

Pertanyaan seputar penis yang ereksi, puting yang dapat mengeras jika terkena rangsangan hingga menjelaskan bahwa hymen bukanlah tolok ukur dari keperawanan. Orang Tua juga diwajibkan untuk menjelaskan bahwa penggunaan kondom tidak hanya untuk menghindari kehamilan, namun juga untuk mencegah adanya penularan PMS. 

Dengan tidak adanya kemampuan dari orang tua untuk menjelaskan mengenai edukasi seks kepada anaknya, maka tidak perlu heran jika seorang laki-laki akan overreact jika melihat payudara seorang wanita atau paha mulus, kehamilan di luar perkawinan sah, anak di bawah umur melakukan tindakan asusila, hingga sodomi yang terjadi kepada anak di bawah umur.

Edukasi seks tidak serta merta mengajarkan kepada anak kita untuk melakukan seks bebas dengan aman, namun juga memperkenalkan bahwa tubuh adalah otoritas yang dimiliki oleh sang pemilik tubuh hingga pemilik tubuh tersebut harus menjaganya dengan baik, dan tidak menganggu otoritas tubuh orang lain.

Bahkan, angka pemerkosaan dapat kita tekan dengan edukasi seks karena pada akhirnya laki-laki dapat diajarkan bagaimana untuk tidak memerkosa daripada mengajarkan perempuan bagaimana caranya agar tidak diperkosa.

Dengan adanya edukasi seks, maka perempuan tidak perlu malu untuk datang ke klinik atau rumah sakit untuk melakukan test HIV, pap smear, vaksin HPV (pencegahan terhadap 4 jenis kanker serviks yang paling umum) hingga melakukan test chlamydia atau gonorrhea. Dengan adanya edukasi seks, laki-laki tidak perlu malu untuk menggunakan kondom sebagai alat kontrasepsi dan pencegah PMS.

Bahkan dengan edukasi seks, kita dapat mencegah terjadi depresi yang dialami oleh perempuan yang krisis percaya diri karena merasa hymen adalah tolok ukur dari kehormatan seorang perempuan. Hal ini benar-benar menggelikan, seperti di tulisan saya sebelumnya bahwa banyak sekali perempuan yang rela menahan ruam, dan gatal yang disebabkan oleh pembalut ketimbang memilih alternatif yang lebih nyaman, dan sungguh efisien hanya karena takut hymen akan rusak dan tidak dapat dinikahi oleh laki-laki minim literasi yang melihat harga seorang perempuan dari hymen-nya.

Sayang sekali, tulisan saya ini sebentar lagi hanya dibaca lalu ada manusia-manusia yang bergumam dalam hati “Dasar antek-antek liberal yang tidak perawan mencoba untuk menghasut generasi bangsa dengan pemikiran bebasnya”

Tidak apa, Tante! Sak bebasmu wae!

By: Revina VT

Tags

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Close