
MATA INDONESIA, JAKARTA – Sejatinya, sebelum menyatakan bahwa tampang orang Boyolali adalah tampang bukan orang kaya, calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto bisa memperkaya literasinya terlebih dahulu. Sebab sebagai salah satu kabupaten yang terletak berdekatan dengan Kota Surakarta, sebenarnya banyak fakta menarik yang cukup membanggakan warganya, bahkan masyarakat se-Indonesia.
Wajar saja jika pernyataan Prabowo tersebut dianggap menyinggung perasaan warga Boyolali, dan membuat ribuan warga turun ke jalan melakukan aksi massa. Merangkum dari pelbagai sumber, MataIndonesia.id menemukan beberapa potensi Boyolali yang bisa dibilang berkontribusi untuk kemajuan ekonomi Indonesia, khususnya di bidang industri.
Berikut beberapa fakta menarik dari kemajuan industri Kota Boyolali saat ini:
1. Produk Logam Boyolali tembus pasar Dunia.

Produk-produk logam yang dihasilkan di Desa Tumang telah berhasil menembus pasar ekspor di Amerika Serikat, Australia, Belgia, Prancis, Brunei Darussalam, dan Malaysia.
Nilai investasi dari sentra IKM logam Tumang mencapai Rp 5,4 miliar pada tahun 2015. Jumlah IKM di lokasi tersebut saat ini sebanyak 640 unit usaha dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 2.344 orang. Setiap IKM rata-rata mempekerjakan 4-10 orang, namun ada yang lebih hingga 40 orang
2. Keramik tembus pasar dunia

Direktur Nuansa Porcelen Indonesia, Roy Wibisono menciptakan keramik yang dibuat dari bahan-bahan lokal asli Boyolali. Cara pembuatan keramik ini sama dengan membuat batu bata atau genteng, keramik porselen dibentuk melalui proses pembakaran atau pemanasan.
3. Ekspor susu segar

Berdasarkan data Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali, produksi susu sapi segar di kota ini mencapai 80.000 liter per hari dengan jumlah susu yang dipasarkan untuk konsumsi manusia langsung ataupun diolah industri sekitar 59.000 liter. Tercatat, Boyolali berhasil mengekspor produk susu ke negara produsen susu Eropa, Amerika, New Zealand dan Australia.
4. Ekspor Keju ke Eropa

Seorang produsen keju lokal asal Boyolali, Noviyanto membangun pabrik olahan susu yakni keju, di Dukuh Karangjati, Karanggeneng, Boyolali. Dalam sehari, pabriknya mampu memproduksi setidaknya 50 kg keju.
Ada tiga jenis keju yang diproduksi dan dipasarkan secara ritel ke supermarket, yaitu keju mozarella, keju kraf, dan keju feta. Pada 2010, ia berhasil mengembangkan keju terbaru, varian dari keju asal Italia. Kemudian, keju itu dinamakan Boyolali-bert atau Boyobert.
Noviyanto bercerita, ia punya banyak kenalan ekspatriat setelah menjadi asisten ahli produksi susu dari lembaga donor Pemerintah Jerman, Deutscher Entwicklungsdient (DED), Benjamin Siegl.
So, masih mau nyebut Boyolali tampang orang miskin dan ditolak masuk hotel mewah, Prabowo?
(Puji Christianto)