
MATA INDONESIA, JAKARTA – TNI Angkatan Laut (AL) dan pakar menemukan penyebab terjadinya tsunami di Palu beberapa jam setelah terjadi gempa dengan magnitude 7,4 akhir September lalu.
Penyebabnya adalah longsoran dasar laut pada kedalaman 200-500 meter di daerah Tanjung Labuan atau Wani Teluk Palu. Kondisi dasar laut itu ditemukan KRI Spica-934 yang melakukan survei dan pemetaan pascagempa dilakukan oleh Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL.
“Hasil yang diperoleh Tim Pushidrosal itu dibenarkan pakar Tsunami Dr. Gegar Sapta Prasetya dan Dr. Rahman Hidayat yang ikut dalam survei itu,” kata Kepala Pushidrosal Laksamana Muda TNI Harjo Susmowo.
Seperti dilansir Antara, data dan informasi itu akan menjadi dasar membuat kebijakan untuk melakukan prediksi proses geologi di masa datang. Data itu juga merupakan informasi penting untuk melakukan mitigasi bencana pasca gempa dan tsunami.
Bagi pemerintah daerah data tersebut dapat digunakan dalam perencanaan pembangunan kembali infrastruktur di sekitar pesisir serta penataan kembali rencana detail tata ruang.
Kepala Pushidrosal menyatakan longsoran tanah bawah laut itu sangat sulit diprediksi meski berbagai alat deteksi dini telah dipasang. Hingga kini belum ada teknologinya.